Kisah Pasangan Polisi dan Bidan di Lamongan yang Rela Bantu Menghidupi dan Merawat Janda Miskin
Warsining, nenek 74 tahun di desa Tlanak, Kecamatan Kedungpring, Lamongan, sehari-hari hidup sebatang kara meski sebenarnya punya banyak anak
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Warsining, nenek 74 tahun di desa Tlanak, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, sehari-hari hidup sebatang kara meski sebenarnya punya banyak anak.
Hidupnya jadi lebih pahit lagi lantaran di usia yang sudah sangat senja, dia terpuruk dalam kemiskinan.
Sementara anak-anaknya, tak satupun yang mau tinggal bersamanya dan membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. U
Untuk bertahan hidup sehari-hari, Warsining kini tergantung pada tetangga-tetangganya.
"Tetangga semua yang membantu,” kata Sri rahayu, tetangga Warsining.
Ketergantungan Warsining kepada tetangga tak cukup untuk urusan makan dan minum sehari-hari.
Karena tak punya kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari pemerintah, maka ketika dia sakit, tetangga juga sukarela turun tangan membantu biaya pengobatan. Padahal dia sering sekali jatuh sakit.
Cerita tentang nenek Warsining ini lalu sampai ke telinga Bripka Purnomo, Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Lamongan ini pun terketuk hatinya untuk mengulurkan tangan.
Bersama istrinya yang berprofesi sebagai bidan, Bripka Purnomo bertandang ke rumah nenek Warsining.
"Kasihan, mbah Warsining hidup seorang diri," katanya kepada Surya, Selasa (30/1).
Setelah melihat kondisi nenek Warsining, pintu hati Bripka Purnomo dan istrinya kian terketuk.
Dia pun mengikhlaskan sebagian gaji yang dia terima, ditambah dengan jatah operasional sebagai Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), untuk nenek Warsining memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Kita yang punya kewajiban untuk menolong saudara kita yang mengalami kekurangan," ungkapnya.
Saat tandang ke rumah Warsining, Bripka Purnomo lebih banyak mengajak ngobrol.