Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Super Blue Blood Moon, Warga Pukul Kentongan dari Museum Serangan Belanda

Warga tanpa diperintah langsung membunyikan kentongan dan mengevakuasi wanita hamil ke kolong tempat tidur.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Ada Super Blue Blood Moon, Warga Pukul Kentongan dari Museum Serangan Belanda
News Info
Ilustrasi 

"Kami mempersiapkan teropong dan kentongan untuk melestarikan tradisi," kata salah satu warga, Arif Sulistiyo.

Dia mengakui, anak muda saat ini sudah tidak banyak yang mengetahui cerita tradisi turun temurun.

Oleh karena itu, dia bersama beberapa pemandu Goa Pindul menggelar pukul kentongan bersama warga untuk melestarikan tradisi, sekaligus mempererat tali persaudaraan.

"Nanti malam itu fenomena yang langka karena 'Super Blue Blood Moon' dan ini belum tentu seumur hidup kita mengulangi. Sekalian silaturahim dengan warga di sini sambil minum teh dan makanan kecil," ucapnya.

Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, CB Supriyanto mengakui, tradisi pukul kentongan ini sudah mulai pudar.

"Dulu gerhana matahari atau bulan identik dengan raksana yang menelan bulan atau matahari. Masyarakat percaya, kentongan atau lesung diibatkan dengan perut raksana. Ketika kentongan atau lesung dibunyikan, masyarakat percaya raksana akan mengeluarkan lagi matahari atau bulan yang ditelan,” ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di kompas.com 31 Januari 2018 oleh Markus Yuwono dengan judul asli “Pukul Kentongan dan Lesung Saat Super Blue Blood Moon Tiba"

Berita Rekomendasi
Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas