Polisi Temukan Banyak Luka Sabetan Pedang di Tubuh Korban Pembunuhan
Anggota polisi sudah terjun ke lokasi kejadian dan masih melakukan penyilidikan dalam kasus pembunuhan ini
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali Fauzan Al Jundi
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Warga Desa Parerenan dihebohkan dengan perisitiwa perkelahian yang mengakibatkan satu orang tewas tergeletak bersimbah darah di rumah kos-kosan daerah Parerenan, Mengwi, Badung.
Kejadian terjadi tadi siang sekitar pukul 12.05 Wita, saat itu pelaku yang bernama I Nyoman Suama (32) didatangi oleh korban I Made Rai Sina (42), di sana terjadi debat mulut dan saling hantam antara pelaku dan korban.
Anggota polisi sudah terjun ke lokasi kejadian dan masih melakukan penyilidikan dalam kasus pembunuhan ini.
"Awal mula korban datang ke rumah pelaku untuk mencari pelaku sehingga terjadi cekcok atau perkelahian antara korban dan pelaku. Kasus ini masih dalam penyelidikan dan motifnya masih kita dalami," kata salah seorang sumber.
Dalam penyelidikan ini, pihak kepolisian menemukan satu buah pisau lipat, kartu ormas milik korban, potongan kulit kepala, dan potongan jari telunjuk kaki kiri.
Saat ditemukan kondisi korban sudah berlumuran darah dengan pergelangan tangan kiri hampir putus, luka tebas di dada sebelah kiri, luka robek dibagian kepala kanan atas, luka robek pada telinga kiri, putus pada ibu jari dan kelingking kaki kiri.
Baca: Ingat Angeline? Ini Kelanjutan Kasus Pembunuhannya, Hotman Paris Lakukan Hal Tak Terduga
Seperti diketahui sebelumnya, pasca peristiwa tewasnya I Made Rai (42) yang terlibat perkelahian dengan pria bernama Nyoman Suama (32) asal Tejakula, Buleleng, pihak keluarga dari korban langsung melakukan ritual penebusan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Pihak keluarga menyatakan, saat ini jenazah korban sudah berada di RSUD Mangusada, Badung.
"Kami melakukan ritual penebusan disini (TKP)," kata salah satu pihak keluarga yang enggan disebutkan namanya.
Dia menyebutkan, peristiwa ini diduga terjadi karena kesalahpahaman antara korban dan pelaku.
Sementara itu tujuan dari gelar upacara penebusan, berdasarkan Dharma Wacana dari Ida Pandita Mpu Jya Acharya Nanda, bahwa mati salah pati adalah mati yang tidak terduga-duga akibat kecelakaan.
Terkait ritualnya, jika kita berpatok pada tradisi lama, maka orang yang mati salah pati itu tidak bisa diaben.