Radius Bahaya Dipersempit 2 Kilometer, Status Gunung Agung Turun Jadi Siaga
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Agung dari Level IV (Awas) jadi Level III (Siaga).
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Agung dari Level IV (Awas) jadi Level III (Siaga).
Penurunan status disampaikan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, di Pos Pantau Gunung Api Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Sabtu (10/2/2018) pukul 10.00 Wita.
Radius rawan bahaya juga dipersempit dari 6 kilometer jadi 4 kilometer. Pengertiannya, Gunung Agung saat ini berstatus Siaga radius 4 kilometer.
"Kalau dulu statusnya Awas 6 kilo, sekarang Siaga 4 kilo. Penyempitannya 2 kilometer," kata Jonan, usai menggelar pertemuan tertutup di Pos Pantau.
Jonan menambahkan, PVMBG merekomendasikan penurunan status berdasarkan pengamatan kegiatan vulkanik Gunung Agung selama sebulan terakhir ini.
Kepala PVMBG, Kasbani, mengungkapkan aktivitas Gunung Agung mengalami penurunan signifikan. Dalam kurun waktu satu bulan, erupsi jarang terjadi.
Baca: Tanjakan Emen Kembali Memakan Puluhan Korban, Siapakah Si Emen?
Terakhir terjadi pada 24 Januari 2014 dengan ketinggian kolom abu sekitar 2.500 meter dari puncak.
"Aktivitas Gunung Agung saat ini relatif kecil, dan turun secara signifikan. Semua data, semua informasi, itu semua menurun. Potensi bahaya juga hanya di radius sekitar puncak berupa lontaran dan erupsi abu. Gunung Agung terpantau dengan baik," ungkap pria kelahiran Jember, Jawa Timur, ini.
Dari sisi kegempaan, kata Kasbani, sejak periode 27 November 2017 hingga 7 Februari 2018 jumlah gempa letusan yang terekam 34 kali dengan amplitudo 5-28 mm.
Hembusan jumlahnya sampai 1.408 kali, dan 4 kali gempa tremor harmonik. 447 kali gempa dangkal, dan 47 kali lokal.
Menurunnya jumlah kegempaan menandakan aktivitas magma di kedalaman dangkal menunjukan tren menurun dalam 1 bulan terakhir.
"Bulan (Februari) kegempaan menurun drastis. Per hari kadang 5 sampai 10 kali. Walaupun kegempaan menurun, petugas dari Bandung tetap pantau," kata Kasbani.
Sedangkan dari sisi GPS dan deformasi, kondisi Gunung Agung mengempis dibanding bulan September 2017 lalu.