Banyak Kepala Daerah yang Tak Peduli Petani Kecil kata Moeldoko
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) imbau masyarakat untuk memilih calon Kepala Daerah yang berpihak pada petani.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) imbau masyarakat untuk memilih calon Kepala Daerah yang berpihak pada petani.
Menurut Ketua Umum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, 60 persen masyarakat Indonesia berbasis pertanian, namun masih banyak kepala daerah yang dianggap tidak berpihak pada petani kecil.
"Fakta di lapangan masih banyak kepala daerah yang tidak peduli petani kecil. Kita berharap pemimpin yang nanti terpilih dalam kontestasi Pilkada serentak, memiliki komitmen kuat untuk memajukan sektor pertanian,” kata Moeldoko, Minggu (18/2).
HKTI Pusat menggelar pelatihan pertanian terhadap ratusan santri dan alumni Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.
Moeldoko mendorong masyarakat mengamati semua calon, siapa saja yang peduli dengan petani. Karena menurut Moeldoko, masa depan pertanian daerah bergantung pada kepala daerahnya sendiri.
"Nasib petani memang tergantung pada kebijakan-kebijakan pemimpin daerahnya. Kalau pemimpinnya tidak pro petani, maka petani akan makin jauh dari kesejahteraan," ujar Moeldoko.
Di berbagai kesempatan pula, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur ini kerap turun langsung untuk membantu para petani mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi. Misalnya, persoalan pupuk, air, bantuan peralatan pertanian, produksi hingga harga hasil panen.
“HKTI telah membangun strategi dan membangun kerja sama dengan berbagai pihak agar petani bisa sejahtera serta tidak terlilit persoalan. Petani Indonesia, harus sejahtera,” kata Moeldoko.
Tak hanya itu, HKTI juga akan membantu pemerintah membangun tani semesta. Harapannya, pulau-pulau besar bisa mandiri sehingga pemerintah segera mewujudkan kedaulatan pangan.
“Kita semua harus mampu menjadi petani yang kaya, memiliki pabrik pupuk sendiri dan teknologi pertanian yang memadai,” ujar peraih bintang Adhi Makayasa 1981 itu.