Rumahnya Tertimpa Longsor, Warga Purbalingga Ini Batalkan Pesta Pernikahan dan Sunatan
hari ini harusnya jadi momentum penting di sepanjang hayat Sifaul Umam (9), putra Solikhin, warga Desa Jingakang Kecamatan Karangjambu Purbalingga.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Hari ini, Jumat (23/2/2018), harusnya jadi momentum penting di sepanjang hayat Sifaul Umam (9), putra Solikhin, warga Rt 3 Rw 4 Desa Jingakang Kecamatan Karangjambu Purbalingga.
Ia dijadwalkan disunat hari ini, sekaligus mula bagi anak itu memasuki fase baligh.
Namun suratan takdir untuknya tertulis lain. Ia lebih dulu menjemput ajal di malam sebelum prosesi itu dilakukan.
Sifaul tertimbun longsor saat warga satu kampung menggelar selamatan untuknya sebelum sunat di rumahnya, Kamis malam (22/2/2018).
Di saat para orangtua menggelar pengajian, Sifaul ditemani tiga kerabat seumurannya untuk memberi semangat dia menjelang sunat.
Tak dinyana, tiga anak itu ikut menemani Sifaul sampai malaikat maut menjemput mereka bersama.
Solikhin sangat terpukul karena kematian anaknya. Tragedi itu muncul saat keluarganya tengah bungah. Sebagai orang tua, ia bangga karena anaknya akan memasuki fase baru dalam kehidupannya, menginjak dewasa.
"Bencana ini tiba-tiba. Anak saya dan teman-temannya meninggal di kamar. Saya terima musibah ini karena sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa,"katanya, Jumat (23/2/2018)
Selain hajat sunatan, Solikhin sedianya akan menggelar acara ijab kabul untuk putranya, Puji Safangat (19) yang akan menikahi Nur Azizah (18), warga Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu.
Namun momentum suka cita itu berubah jadi hari yang diselimuti duka. Solikhin gagal menggelar sunatan untuk putranya yang kini telah pergi selamanya.
Acara akad nikah untuk putranya, Puji pun terpaksa diundur. Keinginan Puji untuk segera menghalalkan hubungannya dengan gadis idamannya terpaksa ditunda.
"Saya sudah sampaikan ke keluarga besan, ijab kabulnya ditunda, mungkin Hari Minggu (25/2),"katanya
Saat bencana itu datang, Solikhin beserta istri dan Puji berhasil menyelamatkan diri. Namun tidak bagi putra kecilnya, Sifaul yang terjebak longsor di kamar bersama teman-temannya.
Puji selamat meski harus menderita luka pada kakinya karena tertimpa material longsor. Keluarga itu juga harus kehilangan tempat tinggal yang hancur karena longsor.