Pengakuan Pembunuh Suami: 'Daripada Dia Masih Hidup dan Membunuh Saya Lebih Baik Saya Membunuhnya'
Suciaty (37), seorang ibu rumah tangga, tersangka pembunuh suaminya, mengaku setiap malam ketika solat mendoakan sang suami.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Andi Wijaya
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Suciaty (37), seorang ibu rumah tangga, tersangka pembunuh suaminya, mengaku setiap malam ketika solat mendoakan sang suami.
"Saya sering mendoakan suami saya berubah pak, setiap solat. Ya bagaimana tidak, sejak menikah dari tahun 1996, saya kerap dipukuli suaminya. Karena berharap ingin suami berubah jadi suami sering saya doakan agar berubah," ungkap ibu anak empat itu di depan polisi, Kamis (8/3/2018).
Selain, itu Suciaty pun tak pernah menyerah jika dirinya di menjadi korban KDRT.
Baca: Ada yang Tak Beres, Eks PRT Tersangka Pembunuh Ibu Kos Cantik Sering Tersenyum Sendiri
Baca: Izin Kerja Istri Bripda Fer Ternyata Dijemput Oknum Perwira, Saat Diintai Ini yang Terjadi
"Sudah sering pak, dia memukuli saya, tapi saya tidak pernah sakit hati dan marah. Dia juga sudah lama selingkuh, tetapi saya tidak marah. Puncaknya hari itu dan dua bulan belakangan ini, dia selingkuh dengan LP," kata Suciaty, warga di Jalan Kemas Rindo Lorong Segayam Kelurahan Ogan Baru Kecamatan Kertapati Palembang, ini.
Akhirnya pada bulan Februari lalu, Suciaty minta cerai. Namun permintaannya tak dikabulkan sang suami.
Sebaliknya, suami malah marah-marah dan mengancam Suciaty akan dibunuh.
"Nah dari pada dia masih hidup dan membunuh saya lebih baik saya membunuhnya pak. Saya terancam pak kalau dia masih hidup," ungkapnya Suciaty menangis karena teringat Rehan, anaknya yang masih kecil dan mengaku bersalah walaupun puas melakukan aksi ini.
Suciaty mengaku nekat melakukan aksi ini, lantaran kerapa menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang dilakukan suaminya.
"Sejak menikah dan punya anak saya sering kali dipukuli pak. Tidak tahu kenapa,” ungkap Suciaty.
Hanya masalah kecil saja, seperti lambat memasak, anak menangis dan main handphone dia pun sering dipukuli sang suami.
"Saya memang sudah tidak tahan pak dan pernah minta cerai pada bulan Februari kemarin, namun saya diancam hendak dibunuhnya," katanya.