Pintu Rumah Paman Randi Sempat Diketuk Orang Tapi saat Dibuka Tak Ada Siapa-siapa
Keluarga mendiang Pratu Randi mendapat informasi pertama mengenai kejadian nahas yang menimpa Randi justru dari keluarga yang tinggal di Batam.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Keluarga mendiang Pratu Randi Suryadi di Sumedang, mendapat informasi pertama mengenai kejadian nahas yang menimpa Randi justru dari keluarga yang tinggal di Batam.
Semula, sebelum diberitahu oleh anggota keluarga di Batam, keluarga mengaku tak tahu kejadian yang merenggut nyawa Pratu Randi Suryadi.
Hal tersebut diungkapkan Cucu Suhendar (44), paman korban, ketika ditemui Tribun Jabar di rumah duka di Kampung/Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Minggu (11/3/2018).
"Pertama dikabari anak saya dari Batam, itu kan pacar almarhum sering berkomunikasi dengan anak saya yang di Batam," ujar Cucu Suhendar.
Saat mendapat kabar mengenai tewasnya Pratu Randi Suryadi, menurut Cucu Suhendar, keluarga tidak langsung mempercayai kabar tersebut.
Baca: Keluarga Masih Sulit Menerima Kepergian Pratu Randi yang Mendadak
Keluarga sangat terpukul dan sulit untuk menerima kabar duka tersebut karena Pratu Randi Suryadi baru saja kembali ke Jawa.
"Dia (almarhum) baru pulang dari Poso, masih cuti, dan baru kembali ke Jawa, tahu-tahu ada kabar begini, katanya tenggelam," ujar Cucu Suhendar.
Karena merasa baru bertemu beberapa waktu lalu itulah, Cucu Suhendar mengaku, keluarga merasa sulit menerima kabar tersebut karena saat bertemu, Pratu Randi Suryadi dalam keadaan sehat wal afiat.
Sebelum peristiwa nahas yang merenggut nyawa keponakannya itu, Cucu Suhendar mengaku sempat merasakan keanehan.
"Tidak tahu kalau itu pertanda atau bukan, hanya saja tiga hari lalu ada yang mengetuk pintu rumah saya dan bilang "Mang," tapi saat dibuka tidak ada siapa-siapa," ujar Cucu Suhendar.
Baca: Land Cruiser Selundupan dari Malaysia Dibeli Idris Seharga Rp 20 Jutaan
Kini, Cucu Suhendar dan keluarga besar Pratu Randi Suryadi hanya dapat berusaha untuk mengiklaskan kepergian putra kebanggaan mereka.