Satria dan Nunung Hasilkan Energi Lampu Taman Cantik dari Tanah Merah
Satria Pinandita (27) dan Nunung Eni Elawati (25) sejak 2016 lalu menjalankan riset bersama untuk menghasilkan produk inovatif energi terbarukan
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Satria Pinandita (27) dan Nunung Eni Elawati (25) sejak 2016 lalu menjalankan riset bersama untuk menghasilkan produk inovatif energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Berbekal dari basic ilmu masing-masing, Satria pada ilmu elektro sedangkan Nunung di ilmu biologi, keduapun berhasil menciptakan produk bernama Lampu Taman Biopori Smart Energy; Renewable Energy.
Dari produk tersebut, kini keduanya dituntut mendirikan perusahaan baru, memproduksi massal, serta memasarkannya secara lebih luas lagi.
Tak lain, karena mereka terpilih Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI melalui Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Kategori Umum.
“Awalnya ini dari hasil riset saat kuliah. Kala itu saya meriset kandungan dari berbagai jenis tanah. Dari semua itu, kami menemukan ternyata tanah merah memiliki kandungan luar biasa dalam hal energi,” tandas Satria.
Kepada Tribunjateng.com, Jumat (20/4/2018), dia mengutarakan, setidaknya ada sekitar 27 kandungan logam yang ada di dalam tanah merah. Dan di antara itu, ada 5 kandungan cukup tingggi.
“Pertama yakni sekitar 47 persen kandungan alumunium, 18,5 persen calcium, 14,5 persen mangan, dan 6,5 persen magnesium. Itu mengapa tanah merah menjadi sumber energi terbaik,” ucapnya.
Dari situ, lulusan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang pada 2014 itu kembali berpikir bagaimana hasil penelitiannya dapat diaplikasikan dalam suatu bentuk produk.
“Dari situ, saya coba membuat konsep produk ramah lingkungan. Berawal dari energi tanah merah (Etam) tersebut, saya mengajak rekan untuk bergabung membuat produk energi terbarukan dan tentunya bisa bermanfaat bagi masyarakat secara lebih meluas,” tuturnya.
Nunung meyakini, produk yang berhasil diciptakan mereka itu bakal memberikan cukup banyak manfaat. Contoh simpel ketika suatu sekolah sedang mengikuti Program Adiwiyata.
“Tentu yang dinilai terkait ramah lingkungan. Baik itu go green, energi, ataupun hidroponiknya. Dari produk kami tersebut, pihak sekolah bersangkutan sudah unggul, karena sudah masuk di kategori energi dan biopori."
"Nilai tambah tentunya adalah keindahan yang diperoleh,” ucap lulusan Magister Biologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang 2018 ini.
Secara khusus, pungkas warga asal Pekalongan itu, lampu taman itu tak perlu menggunakan listrik.