Ketika Ganjar Pranowo Jadi Pangeran Purbaya Semalam di Rembang
Puluhan penari dan pemain ketoprak bersibuk ria merias wajah dalam ruang ganti, belakang panggung utama.Ruangan itu berupa lorong besar tanpa penyekat
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Puluhan penari dan pemain ketoprak bersibuk ria merias wajah dalam ruang ganti, belakang panggung utama. Ruangan itu berupa lorong besar tanpa penyekat.
Mereka merias wajah sendiri. Tak ada perias profesional satupun.
Di antara puluhan pemain, Ganjar Pranowo dibantu seorang pria paruh baya merias wajah.
Ganjar duduk bersila, mengenakan sarung dan kaus putih bertuliskan jargon andalan "Mboten Korupsi Mboten Ngapusi".
Ganjar bermain ketoprak bareng para pemain Sanggar Wangsit Gumelar. Judulnya Sang Pembayun.
Mereka bermain di Tobong, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.
Politisi PDIP itu memerankan tokoh Sang Pembayun, serupa judul.
"Sang Pembayun ini putera dari Panembahan Senopati. Dia akan mengalahkan Wonoboyo, dalam perebutan tahta Mataram," ujar sang sutradara, Agus Krisbiantoro alias Agus Ketoprak.
Agus menjelaskan kisah itu terkait perseteruan Ki Ageng Wonoboyo yang tak mau menyerahkan Mangir sebagai bagian kerajaan Mataram.
Namun siasat asmara Pembayun yang menyamar jadi penari ledhek keliling berhasil membuat Wonoboyo lemah dan akhirnya dapat dibunuh Panembahan Senopati.
Agus Ketoprak menuturkan Ganjar berperan sebagai Pangeran Purbaya, putera mahkota Mataram.
Tokoh itu sosok yang arif bijaksana sehingga tidak setuju penggunaan kekerasan dalam pemerintahan. Sifatnya yang welas asih membuatnya dicintai rakyat.
"Wajah dan karakter Pak Ganjar sangat sesuai bila memainkan peran itu. Saya jamin, mau bagus atau jelek aktingnya, akan tetap bagus kalau yang membawakan Pak Ganjar," seloroh Agus.
Saat di panggung, Ganjar tampak luwes. Dia tidak latihan sama sekali.
"Ya saya kan sudah sering main ketoprak, wayang wong, jadi ya biasa saja. Ya salah-salah sedikit wajar lah, namanya nggak latihan," kata gubernur Jateng nonaktif itu.
Ganjar mengacungi jempol pada Ki Sigid Ariyanto yang mendirikan tobong itu secara swadaya.
"Bahkan di Pati pemain ketoprak bisa jadi profesi, mungkin tidak sebesar artis tapi bisa untuk hidup di desa," katanya.(*)