Jumrotin Sebatangkara dan Terbaring di Rumah Sakit, Sang Anak Tidak Mengakuinya
Terhitung sejak 11 April 2018 Jumrotin (43) terbaring tanpa teman di sudut kamar rawat inap Flamboyan RSUD dr Iskak.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Terhitung sejak 11 April 2018 Jumrotin (43) terbaring tanpa teman di sudut kamar rawat inap Flamboyan RSUD dr Iskak, Kabupaten Tulungagung.
Selama dirawat karena stroke yang dialaminya tidak ada satu pun keluarga yang menjenguk, apalagi menemani.
Jumrotin mengaku sebelumnya berasal dari Desa sambidoplang, Kecamatan Sumbergempol.
Menurut Kepala Desa Sambidoplang, Agus Supriyadi, Jumrotin sudah lama meninggalkan desanya.
“Rumah dan tanahnya sudah dijual, dia kemudian menikah dengan orang Mojo (Kabupaten Kediri),” ungkap Agus.
Baca: Empat Fakta Aman Abdurahman, Lelaki Yang Ingin Ditemui Napi Teroris di Mako Brimob
Dari pernikahan ini Jumrotin mendapatkan dua anak.
Lanjut Agus, Jumrotin sempat terlantar di Terminal Bus Gayatri Tulungagung.
Polisi sempat mengantar ke Sambidoplang, seperti pengakuannya.
Namun karena sudah tidak punya rumah dan kerabat, Agus mengantarkan Jumrotin ke Mojo.
“Dan ternyata dia juga bukan warga Mojo lagi. Dia pernah pindah ke Padalarang, Jawa Barat,” tambah Agus.
Saat sampai di Mojo, keluarganya menolaknya.
Termasuk anaknya yang merasa ditelantarkan sejak kecil.
Karena ditolak, Jumrotin dibawa balik ke Tulungagung.
“Saat itulah dia sakit, kemudian sama polisi dibawa ke RSUD dr Iskak sampai sekarang ini,” tutur Agus.
Agus sudah berusaha mencari solusi ke Dinas Sosial kabupaten dan Provinsi.
Namun ternyata Jumrotin tetap harus mengurus dokumen kependudukan.
Upaya ini terbentur kendala, karena harus menelusuri hingga ke Padalarang, domisili terakhir Jumrotin. (David Yohanes)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jumrotin Ditolak Keluarga di Kediri, Ditemukan Terlantar di Tulungagung, Endingnya Bikin Sedih,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.