Kisah Pilu Ais, Dijemput Dari Rumah Nenek Untuk Ikut Meledakkan Diri, Kini Ia Yatim Piatu
Orangtua Ais, Tri Ernawati (43) dan Tri Murtiono merupakan pelaku aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Perih dan sakit kini harus dirasakan Ais, bocah perempuan 7 tahun yang selamat dalam tragedi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, Senin 14 Mei 2018.
Anak bungsu dari tiga bersaudara ini harus kehilangan kedua orangtuanya serta dua kakaknya.
Orangtua Ais, Tri Ernawati (43) dan Tri Murtiono merupakan pelaku aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya.
Begitu juga dengan kedua kakaknya, Muhammad Daffa Amin Murdana (18), Muhammad Dary Satria Murdana (14) yang tewas dalam aksi tersebut.
Ais dibonceng oleh orangtuanya menggunakan sepeda motor.
Kini, Ais harus menderita akibat luka karena ledakan bom dan harus hidup sebatang kara.
Berikut 5 fakta soal Ais yang selamat dalam aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya.
1. Terpental 3 Meter
Detik-detik video bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya teleh beredar luas di media sosial.
Baca: Status-status Istri Dita Sebelum Meledakkan Diri Bersama Dua Putrinya
Baca: Dari Sepatu, Terungkap Teroris Penyiksa Polisi di Rutan Mako Brimob
Dalam rekaman, Ais dibonceng oleh orangtuanya menggunakan sepeda motor.
Bom pun meledak tepat di pintu penjagaan Mapolrestabes Surabaya.
Dikutip dari Surya, polisi menyebut ada campur tangan Tuhan atas selamatnya Ais.
"Ini mungkin rencana Tuhan. Seorang anak di tengah bom meledak diambil oleh AKBP Ronny (Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya). Dilarikan dari peristiwa bom itu untuk diselamatkan. Ini rencana Tuhan, dan kita berikan perawatan intensif," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Satu bocah berusia 7 tahun yang merupakan anak tersangka selamat meski sempat mendapat luka ledakan dan terlempar setinggi 3 meter sebelum kembali terjatuh.