Dua Kali Ditanya Petugas Bandara Apa Isi Tasnya dan Dijawab "Bom", Eka Friendi Gagal Pulang Kampung
Petugas Avsec langsung menahan Eka dan menyerahkan kepada anggota kepolisian Polres Tarakan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Junisah
TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Di situasi adanya aksi teroris yang marak melakukan bom bunuh diri, masih saja ada masyarakat yang iseng atau bercanda tentang bom.
Calon penumpang Lion Air rute Tarakan-Surabaya bernama Eka Friendi gagal pulang kampung.
Awalnya Eka bersama 8 orang temannya, Jumat (18/5/2018) pukul 11.30 Wita hendak pulang kampung halaman di Bojonegoro dengan menggunakan pesawat Lion Air.
Ketika masuk di pintu SCP II di lantai II terminal Bandara Juwata Tarakan, tiba-tiba tas milik Eka berbunyi.
Mendengar alat berbunyi ini, petugas Avsec Bandara Juwata Tarakan menanyakan kepada Eka, apa isi di dalam tasnya namun tanpa diduga ternyata Eka menyebut di dalam isi tasnya bom.
Mendengar ini petugas kembali menanyakan, lagi-lagi dijawab bom.
Mendengar ucapan candaan dari Eka sebanyak dua kali yang menyatakan isi tasnya bom, petugas Avsec langsung menahan Eka dan menyerahkan kepada anggota kepolisian Polres Tarakan, untuk diperiksa lebih lanjut atas ucapan yang dilontarkannya.
Kepala Keamanan Bandara Juwata Tarakan, Yunus Tanglo mengungkapkan, pihaknya menahan Eka, karena jawabannya yang mengatakan di dalam isinya ada bom.
Ia pun langsung ditahan.
“Tadi ditanya petugas kita isi tasnya dijawab dua kali katanya bom,” katanya.
Yunus mengatakan, Eka merupakan seorang pekerja tambang batu bara di Pulau Bunyu.
Datang ke Kota Tarakan, karena hendak pulang kampung bersama rekan-rekannya dengan menggunakan pesawat Lion Air melalui terminal Bandara Juwata Tarakan.
Eka mengaku, ia orangnya senang bercanda, sehingga saat saat ditanya oleh petugas bandara apa isi tasnya ia pun dengan nada bercanda dan menjawab seenaknya bahwa isi tasnya bom.
Ia pikir nanti petugas bandara juga dapat melihat isi tasnya pada saat dibuka nanti.
“Saya tadi itu cuma becanda saja, saya pikir nanti tas yang saya bawa juga dilihat petugas. Eh tidak tahunya jadi begini,” ujarnya.
Akibat ulah isengnya itu, mau tidak mau Eka terpaksa batal berangkat ke kampung halamannya dan harus berurusan dengan kantor kepolisian Polres Tarakan.