Di Usia Senja, Nenek Ini Masih Harus Berjuang Mencari Makan dan Merawat Cucu yang Difabel Sendirian
Di sebuah rumah sederhana, di Kedung Buweng RT 04, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Cahyo hidup berdua hanya bersama neneknya, Mbah Warzanah.
Editor: Sugiyarto
Tak ada hiburan elektronik maupun perabotan berharga di dalam rumah itu.
Hanya ada meja-kursi, satu almari serta satu dipan kayu dengan kasur yang telah usang.
Beberapa dinding, rumah ini bahkan masih ada yang terbuat dari kayu.
Untuk kebutuhan air, Warzanah harus menimba dari sumur yang berada di samping rumahnya.
Semua pekerjaan dan kebutuhan sehari-hari dilakukan secara mandiri, mengingat suami dan kelima anaknya sudah tak lagi tinggal di rumah.
"Suami saya, namanya Ngatijan, sudah meninggal satu tahun yang lalu. Punya anak lima, empat sudah berkeluarga dan satu tinggal di luar kota," ungkapnya.
Tak mau Berpangku Tangan.
Di usianya yang sudah tidak bisa dikatakan muda lagi, Warzanah, tetap harus bekerja keras menghidupi dirinya dan sang cucu.
Ia mengaku tak mau berpangku tangan.
Hidup terus berjalan dengan sabar dan kepasrahan.
Sang cucu, Cahyo Agung Wibowo yang ia rawat sepenuh hatinya merupakan anak pertama dari pasangan Agung Sedayu (35) bersama istrinya, Rismiyati.
"Agung Sedayu itu anak saya yang kedua. Ia dan istrinya cuma titip anak dan sampai sekarang tak pernah pulang. Tak tau ada dimana," jelas Warzanah.
Warzanah bercerita, awalnya, pada empat tahun silam, Cahyo kecil berusia 6 tahun, hanya dititipkan begitu saja dari anaknya, Agung Sedayu, dengan selembar surat.
Dari surat tersebut, Agung menuliskan bahwa dirinya akan bekerja mencari nafkah dan akan mengirimkan sejumlah uang untuk kebutuhan Cahyo setiap bulannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.