Khofifah Dapat Gelar 'Ibu Petani' dari HKTI Jatim
HKTI langsung dipimpin oleh Ketua HKTI Jawa Timur Achmad Nawardi dan dihadiri juga seluruh perwakilan HKTI dari seluruh Jawa Timur.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Calon Gubernur Jatim nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa mendapatkan gelar Ibu Petani Jawa Timur saat menghadiri undangan Pelantikan Dewan Pimpinan Kabupaten Kota Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jatim, Minggu (10/6/2018).
Dalam penobatan itu, HKTI langsung dipimpin oleh Ketua HKTI Jawa Timur Achmad Nawardi dan dihadiri juga seluruh perwakilan HKTI dari seluruh Jawa Timur.
Penobatan Khofifah sebagai Ibu Petani Jawa Timur itu bukan tanpa alasan.
HKTI menganggap ada perhatian besar dari Khofifah untuk memajukan sektor pertanian di Jawa Timur dan menyejahterakan para petani.
"Ini momen yang langka dan bersejarah bagi saya. Sebab saya menggunakan caping dan berpidato seperti ini dan mendapatkan gelar Ibu Petani," kata Khofifah.
Caping petani sengaja diberikan pada Khofifah sebagai simbol Ibu Petani Jawa Timur yang selalu melindungi dan mengayomi petani.
"Saya sebagai Ketua Muslimat NU hampir setiap kegiatan memang ketemunya dengan petani. Warga Muslimat yang yang berkecimpung sektor pertanian kebanyakan kurang mampu. Ini karena mayoritas lahannya kurang dari 3 hektar. Itu mengapa petani kita mengalani kemiskinan dan kemiskinan itu tertinggi di pedesaan sebesar 14 persen," kata Khofifah.
Lebih lanjut menurut Mantan Menteri Sosial ini, jika HKTI berkomitmen memberikan kemudahan dan akses ke petani, harus diberi ruang untuk mewujudkannya.
Khofifah mengatakan ada sistem perhatian untuk petani yang layak ditiru dari Tiongkok.
Di negeri tirai bambu itu petani diberi suntikan modal berupa pinjaman dengn bunga rendah antara 0-10 persen. Bahkan jika ada petani yang benar-benar tak berdaya, akan diberi bunga pinjaman nol persen.
"Saya ingin mengajak petani Jawa Timur untuk menggalakkan program petik kemas olah jual. Bukan sendiri tapi juga berseiring dengan komitmen kuat pemerintah untuk membantu penjulan hasil produk pertanian petani," kata Khofifah.
Lagi-lagi, Khofifah mencontohkan sistem yang digunakan di Tiongkok. Di sana, pemerintah mewajibkan e-commerce untuk menjual produk buah-buahan yang dihasilkan petani. Lalu koperasi juga dilibatkan untuk memfasilitasi adanya pupuk bersubsidi.
"Sehingga petani fokus untuk bagaimana menghasilkan produk pertanian yang maksimal. Yang kemudian di olah, dikemas dan dijual lewat kerja sama pemerintah dengan e-commerce. Di Indonesia kita ada Bukalapak, dan banyak lagi," kata Khofifah.
Dengan begitu petani paprika, sayuran dan yang sudah memiliki potensial pasar uang luas akan semakin terfasilitas untuk maju dan berkembang.
"Sistem yang ada di Tiongkok itu sanga memungkinkan untuk diterapkan di Jawa Timur. Strong commitment dari pemerintah itu kuncinya," katanya.
Sementara itu, Nawardi mengatakan HKTI Jawa Timur sudah terbentuk di 38 kabupaten kota. HKTI memiliki komitmen untuk mendampingi petani di desa-desa.
"Salah satu harapan kami, petani harus kaya, harus sejahtera. Dan kami terus menggerakkan anak millenilal untuk mau turun ke sektor pertanian," kata Nawardi.
Penulis: Fatimatuz Zahro
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.