Harga Daging Ayam Naik, Peternak: Banyak Ayam yang Mati Kedinginan, Stok Kurang
kenaikan harga daging ayam dikarenakan berkurangnya stok ayam selama musim kemarau ini. Seminggu ini banyak yang mati. Rata-rata 10 ekor per hari
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Akhir-akhir ini, harga daging ayam di pasaran mengalami kenaikan.
Laporan ini didasarkan pada data yang ada di Disperindag Sleman.
Satu dari beberapa peternak ayam, Danang Gunadi (38), menuturkan bahwa kenaikan harga daging ayam dikarenakan berkurangnya stok ayam selama musim kemarau ini.
"Seminggu ini banyak yang mati. Rata-rata di atas 10 ekor per hari," ungkap Danang saat ditemui di Berbah, Sleman, Jumat siang (13/07/2018).
Menurut Danang, jumlah ayam yang mati kali ini lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasa.
Tingginya angka kematian ini disebabkan suhu udara yang dingin selama musim kemarau ini.
"Kalau lagi begini biasanya ayam kena penyakit pilek, lalu menular ke ayam lainnya," jelas warga Segotirto, Berbah, Sleman ini.
Selain karena suhu dingin, Danang juga mengungkap pengurangan bibit ayam atau DOC (Day Old Chicken) juga menjadi pemicu menurunnya stok daging ayam belakangan ini.
Menurut Danang, pengurangan bibit ayam ini dilakukan oleh para penyuplai atau supplier DOC (Day Old Chicken).
"Katanya untuk menjaga stok," ujar Danang.
Saat ini Danang menyatakan pihaknya baru saja memanen ayam broiler untuk didistribusikan ke pasar-pasar yang ada di DIY.
Ia pun menyerahkan proses distribusi kepada broker langganannya.
"Biasanya kita panen setelah 35 hari sejak masih bibit alias anak ayam," jelas Danang.(TRIBUNJOGJA.COM)