Topeng dan Kuda Lumping Buatan Siswoyo Tampak Menyeramkan dan Mistis
Hampir seluruh dinding papan rumah tua itu dipenuhi topeng kesenian kuda lumping.
Editor: Sugiyarto
Beragam hiburan modern yang muncul belakangan perlahan menyingkirkan hiburan tradisional yang bersumber dari kearifan lokal.
Untungnya dia masih tertolong oleh sebagian masyarakat yang masih mau merawat kesenian tradisional itu.
Dengan alasan itu Siswoyo masih bertahan. Dia menjadi salah satu rujukan para seniman tradisional di wilayah Banyumasan yang membutuhkan topeng kuda kepang.
Siswoyo memproduksi hampir seluruh kebutuhan atau atribut kelompok kesenian kuda lumping.
Dia membuat kendaraan penari yang menjadi ikon kesenian itu, yakni kuda kepang dari anyaman bambu sebagai bahan utama.
Siswoyo juga membuat topeng beragam bentuk sesuai jenis tarian dalam kesenian itu, antara lain Kebogiro, Jangkrik Genggong, Kinayakan, Sontoloyo, Gondang Keli, dan Gandasuli.
Baik kuda kepang berbahan bambu maupun topeng bahan kayu karyanya dia jual antara Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu tergantung ukuran dan model.
"Dari ukuran TK, SD, SMP dan dewasa ada. Karena pemain kuda kepang itu dari kecil hingga dewasa,"katanya
Hanya di bulan-bulan tertentu, galerinya didatangi banyak orang. Momentum peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus jadi masa panen baginya untuk meraup keuntungan.
Saat itu, sebagian masyarakat merayakannya dengan menggelar pertunjukan kuda kepang. (tribunjateng/khoirul muzakki)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.