Guru Mau Gaet Siswinya Malah Berakhir di Tahanan, Ini Kisahnya
Betapa tidak, guru salah satu Madrasah Ibtidaiyah di Pakisaji ini tega menggaet paksa siswinya untuk ikut bersamanya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, KEPANJEN - Perbuatan yang dilakukan Sobirin warga Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang sungguh sangat memalukan dunia pendidikan.
Betapa tidak, guru salah satu Madrasah Ibtidaiyah di Pakisaji ini tega menggaet paksa siswinya untuk ikut bersamanya.
Ternyata apa yang dilakukanya berbuah pahit, ia terpaksa diberi hadiah tembakan timah panas oleh polisi karena berusaha melawan ketika ditangkap.
Kemarin, Sabtu (22/9/2018) ia harus rela berjalan terpincang-pincang dengan betis kanan terluka saat digiring ke unit Reskrim Polres Malang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Baca: PKS Sampaikan Laporan Awal Dana Kampanye Rp 17 Miliar
Alkisah pada Rabu (19/9/2018) lalu, guru tidak tetap (GTT) itu memanggil muridnya LBM (korban penculikan) ketika jam belajar.
Sobirin berkata kepada LBM (korban) bahwa sepedanya hilang, informasi tersebut membuat korban khawatir dengan keberadaan sepedanya. Akhirnya Sobirin menawarkan untuk membantunya mencarikan.
Pihak sekolah tidak menaruh curiga kala itu, dan mengizinkan Sobirin mencari sepeda bersama LBM bersama-sama. Karena Sobirin dikenal sebagai sosok guru yang baik.
Namun setelah sekian lama Sobirin dan LBM tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
Pihak sekolah pun kemudian mencari keduanya, namun tak juga berbuah hasil.
Akhirnya pihak sekolah memberi kabar kepada ibu korban atas hal ini.
Ternyata, kabar soal hilangnya sepeda LBM yang dihebohkan Sobirin kepada korban hanyalah sebuah alibi belaka untuk memuluskan siasat licik pelaku untuk mempermulus jalan menculik LBM.
Dengan sangat menyakinkan di rumah itu ia menyiapkan pula alat camping untuk LBM agar dapat menginap bersama.
Guru kesenian ini lantas mengajak korban untuk camping ke Lembah Pani Desa/Kecamatan Poncokusumo Rabu (19/8/2018) lalu dengan mengendarai sepeda motor.
Ketika sampai, Sobirin kemudian beristirahat di salah satu pondok peristirahatan di Lembah Pani.