Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Pencari Pasir Ini Mantap Ikut Transmigrasi ke Bulungan Kalimantan Utara

Mata Nurjanah terlihat sembab saat berpamitan dengan pemerintah daerah sebelum berangkat transmigrasi ke Kalimantan Utara

Editor: Sugiyarto
zoom-in Keluarga Pencari Pasir Ini Mantap Ikut Transmigrasi ke Bulungan Kalimantan Utara
Tribun Jogja/ Agung Ismianto
Para Transmigran berpamitan dengan pemerintah daerah sebelum berangkat transmigrasi ke Kalimantan Utara di kompleks Kepatihan, Selasa (25/9). Ada 21 kepala keluarga dan 72 jiwa yang akan meninggalkan DIY menuju tanah transmigrasi di satuan permukiman Tanjung Buka SP.6b, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Mata Nurjanah terlihat sembab saat berpamitan dengan pemerintah daerah sebelum berangkat transmigrasi ke Kalimantan Utara di kompleks Kepatihan, Selasa (25/9/2018).

Dia mengaku sudah mantap untuk meninggalkan tanah kelahirannya untuk kehidupan yang lebih baik dan layak.

Nurjanah adalah satu di antara 21 kepala keluarga  dan 72 jiwa yang akan meninggalkan DIY menuju tanah transmigrasi di satuan permukiman Tanjung Buka SP.6b, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Nurjanah pun mengajak serta dua anaknya, satu anaknya masih berumur 7 bulan dan akan dia ajak untuk membuka lahan pertanian.

“Sudah mantap (untuk meninggalkan Yogya). Di tanah transmigrasi saya menaruh harapan untuk masa depan keluarga saya,” ujar Nurjanah sesaat sebelum menaiki bus yang berisi para transmigran di Kompleks Kepatihan.

Warga Sindumartani, Sleman dan suaminya ini berencana akan menggarap lahan pertanian yang diberikan oleh pemerintah seluas kurang lebih 2 hektar.

Pada awal pembukaan lahan pun, kata dia, pemerintah memberikan jatah hidup kurang lebih satu tahun hingga lahan pertanian mampu menghidupi.

Berita Rekomendasi

Kerelaan hatinya untuk meninggalkan Yogya tak lain adalah keterbatasan hidup.

Dirinya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga, sementara suaminya bekerja sebagai pencari pasir di depo yang berada di kawasan Sleman.

Hal itulah yang membuatnya tertantang untuk mengikuti program transmigrasi.

“Hasilnya pas-pasan untuk hidup. Paling, antara Rp 50 ribu per hari, tidak pasti,” katanya. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas