Penjuangan Eko Bangkit dari Keterpurukan Usai Setelah Kecelakaan dan Kedua Tangannya Diamputasi
Kecelakaan saat bekerja pada tahun 2002 silam membuat kedua tangan Eko Sugeng harus diamputasi.
Editor: Sugiyarto
"Sempat pada awal saya menjadi barista orang-orang memandang sebelah mata, apa benar-benar bisa saya membuat kopi, di Yakkum sudah ada alat yang dimodifikasi," katanya.
Gayung bersambut ketika ia ditawari oleh satu di antara NGO yaitu dari Asian Foundation yang menawari dirinnya bersama 7 rekannya, untuk belajar lebih dalam mengenai kopi bagaimana menyajikan hingga cara memasarkan produknya.
"Kami belajar banyak, bahkan kami live in dengan petani di Suroloyo, Kulon Progo. Kami belajar ngopeni (memelihara) kopi," imbuhnya.
Saat ini ia tinggal di kos-kosan dekat ia bekerja sebagai barista bersama istrinya serta satu orang anak berumur 4 bulan.
"Hasilnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, selain itu istri juga ada usaha berjualan online," imbuhnya.
Eko berharap, teman-teman disabilitas yang lain untuk tidak berkecil hati. Dirinya yang masih berusaha membangun usaha, mengajak temannya untuk berusaha keluar dari keterbatasan.
"Jangan putus asa tetap berusaha sesuai dengan bidang masing-masing," imbuhnya. (tribunjogja)