''Kita Harus Kuat, Ayah, Adek, Aak, Janji''
Ayah dan anak ini baru saja kehilangan orang yang mereka cintai, Dede Anggraini dalam musibah pesawat Lion Air JT610.
Editor: Hendra Gunawan
Saat doa dilantunkan untuk kepergian almarhumah, derai air mata membasahi pelupuk mata setiap pelayat yang datang.
Meski hujan terus mengguyur, namun silih berganti keluarga, kerabat dan rekan Dede berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir dan doa bagi almarhumah.
"Insyallah tabah," pungkas suami Dede, Wilson Sandi, mencoba mengikhlaskan kejadian ini.
Sementara itu, kedua anak Dede, Assyifa dan Aura, lebih banyak terdiam.
Keduanya duduk di depan peti jenazah Dede, seraya membaca surat yasin untuk mendiang ibunya itu.
"jenazah sudah terlalu lama, jadi insyallah tetap dimakamkan ba'da ashar ini," kata Wilson.
Dede Anggraini merupakan kepala keuangan di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang.
Sebelum dibawa ke rumah duka, jenazah Dede dibawa ke RS Bakti Timah, untuk prosesi serah terima dari pihak RSBT ke keluarga.
Percakapan terakhir
Direktur RSBT, Sufiyati, mengenang percakapan terakhirnya bersama karyawan yang sudah mengabdi selama 17 tahun itu.
Sufi menuturkan Dede merupakan karyawan yang pekerja keras dan loyalitas terhadap perusahaan.
"Dia orangnya pendiam. Kalau ada pekerjaan, pasti langsung dikerjakan. Dia tahan tambah jam kerja kalau kerjaannya belum selesai," kenang Sufi di rumah duka Dede.
Sufi menambahkan, bertemu terakhir dengan Dede tiga hari sebelum kejadian nahas jatuhnya pesawat Lion Air PK LQP JT 61 di perairan Karawang.
Dalam pertemuan itu, Dede sempat mengucap permohonan maaf jika pekerjaan yang ia lakukan tak memuaskan direkturnya itu.