Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bangkalan Madura Gelorakan Seruan 'Jangan Suriahkan Indonesia'

Polres Bangkalan menggelar Seminar bertajuk Rethinking Nasionalism tentang Bahaya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terhadap ideologi Pancasila

Editor: Sugiyarto
zoom-in Bangkalan Madura Gelorakan Seruan 'Jangan Suriahkan Indonesia'
surabaya.tribunnews.com/ahmad faisol
Polres Bangkalan menggelar Seminar Rethinking Nasionalism tentang Bahaya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terhadap ideologi Pancasila di Mapolres Bangkalan, Rabu (7/11/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Polres Bangkalan menggelar Seminar bertajuk Rethinking Nasionalism tentang Bahaya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terhadap ideologi Pancasila di Mapolres Bangkalan, Rabu (7/11/2018).

Seminar bertemakan 'Jangan Suriahkan Indonesia' itu menghadirkan empat pemateri; Sekjend Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) Najih Arromadloni, Direktur Aswaja Centre PMWNU Jawa Timur KH Ma'ruf Khozin, Ketua PCNU Bangkalan KH Makki Nasir dan Dekan Fisip Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokhim.

Mereka bergantian memaparkan materi terkait bahaya dan ancaman organisasi-organisasi radikal terlarang, salah satunya HTI.

Kupasan-kupasan tentang penyebab runtuhnya Suriah menjadi bagian dari pembahasan yang paling menarik dalam seminar tersebut.

Sekjend Alsyami, Najih Arromadloni mengungkapkan, Pemerintah Suriah terlambat dalam mengantisipasi berkembangnya kelompok-kelompok maupun organisasi radikal. tahun 2011 menjadi awal kehancuran Suriah.

"Puncaknya di tahun 2011. Kelompok-kelompok radikal ini melancarkan serangan provokatif melalui media sosial," ungkapnya.

Direktur Aswaja Centre PMWNU Jawa Timur, KH Ma'ruf Khozin menjelaskan, menjaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia sama halnya dengan menjaga agama.

Berita Rekomendasi

Sebab, masyarakat tidak akan pernah bisa beragama dengan baik tanpa didukung kondusivitas dan kenyamanan dalam bernegara

"Jangan sampai kita terkecoh dengan simbol-simbol agama yang digunakan oleh organisasi radikal seperti HTI, ISIS, dan semacamnya," ujar pengasuh Ponpes Al-Falah Kediri itu.

Ia menambahkan, HTI telah berdiri sejak 1952 di Yordania. Bahkan, pada saat itu HTI memasang target 13 tahun harus bisa mendirikan negara khilafah.

Namun hingga saat ini, target tersebut tidak pernah dan mudah dicapai karena mendapat penolakan keras dari sejumlah negara.

"Yordania saja menolak HTI dengan konsep negara khilafah berserta janji-janji palsunya itu," ucap Kiai Ma'ruf.

Sementara itu, Kapolres Bangkalan, AKBP Boby Paludin Tambunan menyampaikan tujuan dilaksanakannya seminar yang melibatkan ulama, kiai, tokoh agama, ormas islam, dan elemen mahasiswa agar sama-sama mengetahui bahaya paham khilafah terhadap ideologi Pancasila.

"Dengan memahami bahaya dan ancaman sistem khilafah, kita sebagai putra bangsa akan bersatu padu dan tidak mudah terprovokasi," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas