Mengenaskan, Kondisi Tubuh Korban Tragedi Viaduk Surabaya, Identitasnya Belum Diketahui
Tiga penonton pertunjukan drama kolosal 'Surabaya Membara' yang digelar di Jalan Pahlawan, Surabaya, dilaporkan tewas.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tiga penonton pertunjukan drama kolosal 'Surabaya Membara' yang digelar di Jalan Pahlawan, Surabaya, dilaporkan tewas dalam insiden di viaduk Jl Pahlawan, Jumat (9/11/2018).
Satu dari tiga orang tersebut tewas mengenaskan.
Korban berjenis kelamin laki-laki itu tewas dengan kondisi tubuh mengenaskan karena terlindas kereta api rute Sidoarjo-Pasar Turi yang melintas.
Hingga kini, identitas korban belum diketahui.
Saat dievakuasi, tidak ditemukan kartu identitas yang dibawanya.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan menjelaskan, kejadian itu bermula saat para korban memadati viaduk untuk menonton acara yang berada di depan kantor Gubernur di Tugu Pahlawan.
Baca: Berikut Identitas Sejumlah Penonton Surabaya Membara yang Jadi Korban Kereta Api
Kejadian terjadi sekitar pukul 19.45 WIB, melintas Kereta Api barang dari Sidoarjo, Stasiun Gubeng menuju ke Stasiun Pasar Turi.
Melihat dari tayangan video amatir, Kereta Api barang itu melaju pelan.
"Di dekat perlintasan ada sejumlah orang," ujarnya.
Rudi mengatakan, kereta api lewat sedangkan kondisi viaduk sempit.
Diduga karena penonton panik, maka terjadilah kecelakaan itu.
"Acara tetap dilanjutkan karena sudah mau selesai," ujarnya.
Lokasi acara dari tempat kejadian berada cukup jauh sekitar 500 meter.
"Olah TKP sudah dilakukan dan saat ini Tim INAFIS masih melakulan proses identifikasi terhadap korban meninggal," jelasnya.
Kenapa pengunjung melihat acara (Surabaya Membara) dari viaduk?
Rudi mengatakan dari keterangan saksi menyebutkan alasan melihat acara dari atas di viaduk lebih bagus viewnya daripada di bawah.
Namun hal itu tidak bisa dibenarkan karena viaduk merupakan perlintasan rel kereta api yang sangat membahayakan.
"Apalagi kondisi viaduk sempit sehingga apabila ada kereta api melintas sangat berbahaya," pungkasnya.
Penulis: Mohammad Romadoni