Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjelasan Lengkap Soal Pemotongan Nisan Berbentuk Salib di Kotagede Yogyakarta

Fakta dan klarifikasi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X soal pemotongan nisan berbentuk salib di kotagede, Yogyakarta

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Penjelasan Lengkap Soal Pemotongan Nisan Berbentuk Salib di Kotagede Yogyakarta
Tribun Jogja
Foto sebuah papan nisan berbentuk salib yang dipotong, menjadi viral dan jadi perbincangan di media sosial hingga timbulkan pro dan kontra. 

Ia pun meminta agar pembina wilayah bergerak secara aktif untuk menyelesaikan masalah di lapangan.

"Ketika ada persoalan, bisa diselesaikan. Kalau memang nggak mampu, bisa (koordinasi) ke atas," sambungnya.

Orang nomor satu di DIY tersebut kembali menitipkan pesan kepada pembina wilayah agar selalu menjunjung tinggi dan menjaga kerukunan warganya melalui tiga hal yakni 'ngono ning ojo ngono', 'tepo sliro', dan 'sithik iding'.

Sultan meminta pada semua pihak, baik masyarakat maupun pembina wilayah, agar selalu berhati-hati di dalam melangkah.

Peristiwa ini, harapnya, dapat dijadikan perhatian sebagai pembelajaran bersama.

"Semua itu bukan didasari pada aspek intoleransi seperti yang disangkakan. Meskipun mungkin memotong salib dan sebagainya berasumsi intoleransi. Karena sebenarnya warga tidak berpikir ke situ," terangnya.

Sultan menuturkan, ia sebagai kepala daerah memiliki kewajiban menjaga Yogya agar selalu memiliki toleransi tinggi.

Berita Rekomendasi

Menurutnya demokratisasi di Yogya tidak ada artinya kalau pada akhirnya terjadi intoleransi dengan dampak yang merugikan bagi kebersamaan.

"Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Ini pembelajaran bersama agar kita bisa menjaga toleransi, masyarakat tetap rukun, damai, dan juga merasa aman dan nyaman tinggal di Yogyakarta," tandasnya.

Tak Ada Keributan

Sementara Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, menyebut bahwa situasi di lokasi pemakaman adem ayem dan tidak terjadi keributan apapun.

Kabar viral justru muncul sehari setelah prosesi pemakaman dilangsungkan.

"Konstruksi sosial di sana tidak ada masalah. Tapi di luar sana (netizen dan warga yang melihat kabar viral tersebut) yang tensinya tinggi," ujarnya.

Ia menjelaskan, Makam Jambon dulunya masuk dalam wilayah Bantul.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas