Warga Pulau Sebesi dan Sebuku di Pengungsian Mulai Terserang ISPA dan Gatal-gatal
Warga Pulau Sebesi dan Sebuku yang kini mengungsi di lapangan tenis Indoor Kalianda mulai mengalami gangguan gatal-gatal.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG SELATAN – Warga Pulau Sebesi dan Sebuku yang kini mengungsi di lapangan tenis Indoor Kalianda mulai mengalami gangguan gatal-gatal. Selain gatal-gatal, warga juga mulai diserang oleh gangguan ISPA dan gejala batu pilek.
"Kalau gangguan kesehatan terbanyak saat ini ISPA dan gatal-gatal," kata seorang petugas posko kesehatan kepada Tribun Lampung, Kamis (3/1/2019).
Nengsih, salah seorang warga yang mengungsi mengatakan anakya sempat terserang demam dan pilek satu hari pasca mengungsi.
Tetapi saat ini sudah berangsur baik setelah mendapatkan perawatan dan pengobatan dari tenaga medis di posko pengungsi.
"Kemarin anak saya kena demam flu. Tapi ini sudah mendingan," terang ibu 2 anak itu.
Sementara Ida mengatakan, sang suami sempat mengalami gangguan gatal-gatal. Namun telah mendapatkan obat dari posko kesehatan.
Warga sendiri sudah ingin pulang ke tempat asal mereka di Pulau Sebesi.
Namun mereka masih menunggu instruksi dari pemerintah terkait dengan kondisi keamanan akan kembali terjadinya tsunami susulan.
"Sebenarnya kita sudah ingin kembali ke pulau. Tapi kita menunggu dari pemerintah. Kalau memang sudah aman, kita siap untuk pulang kembali ke pulau," ujar Ida.
Baca: Pasangan Pelajar Kubur Bayi Hidup-hidup, Kepergok Warga saat Bermaksud Memindahkan Makam Sang Bayi
Debu Asap Setinggi 2.000 Meter
Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di selat pasca mengalami erupsi yang memicu gelombang tsunami pada Sabtu (22/12) lalu. Masih terus menunjukkan geliatnya.
Dari data Vulcanik Activity Report (Magma VAR) Badan Geologi, PVMBG Kementerian ESDM, Pos pantau GAK sejak pagi pukul 06.00 wib hingga pukul 12.00 WIB.
GAK masih terpantau mengeluarkan asap debu berwarna hitam dengan intensitas sedang dan tebal.
Ketinggian asap debu mencapai 200 sampai dengan 2.000 meter dari kawah gunung.
Untuk jumlah gempa letusan tercatat sebanyak 4 kali dengan amplitudo 14-22 mm dan durasi 75-145 detik. Gampa hembusan sebanyak 12 kali dengan amplitudo 8-21 mm dan durasi 40-90 detik.
Gempa vulkanik dalam sebanyak 1 kali dengan amplitudo 16 mm S-P : 16 detik dan durasi 10 detik.
"Untuk gempa mikro tremor masih terekam dengan amplitudo 2-12 mm (dominan 8 mm)," kata Suwarno petugas pos pantau GAK di desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Kamis (3/1/2019).
Dia mengatakan sejauh ini untuk status GAK masih pada level III Siaga.
Dimana nelayan dan juga para pengunjung dilarang mendekat pada radius 5 kilometer dari gunung api di Selat Sunda itu.
Artikel ini telah tayang di Tribunlampung.co.id dengan judul Lama di Pengungsian, Warga Pulau Sebesi dan Sebuku Mulai Terserang ISPA dan Gatal-gatal
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.