Tak Punya Biaya Perbaiki Rumah, Suwarti Korban Longsor Prapatan Dalam Balikpapan Terpaksa Mengungsi
Suwarti, korban longsor di Prapatan Dalam Balikpapan terpaksamengungsi ke rumah kerabat karen atak punya biaya untuk memperbaiki rumahnya yang rusak.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Suwarti (55), korban longsor di Prapatan Dalam Balikpapan terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabat.
Pasalnya, rumahnya yang terletak di RT 38 kawasan Prapatan Dalam Balikpapan nomor 72, terkena dampak longsor yang terjadi pada Rabu (10/1/2019) malam.
Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) ini mengaku sudah mulai menempati rumahnya sejak 23 tahun yang lalu, pada tahun 1995.
Menurut Suwarti, rumahnya memang sudah lama terdapat retak-retak, yang mengindikasikan ketidakstabilan dan pergeseran tanah.
Terlebih, jika hujan, air rembesan hujan akan masuk melalui retakan tersebut.
Kendati sudah tahu akan risiko longsor, tidak banyak yang bisa dia lakukan.
Saat ini, yang bisa ia lakukan hanyalah berharap uluran tangan pemerintah untuk membantu dirinya.
"Saya sih berharap agar pemerintah bisa betulin yang agak gimana gitu. Lebih bagus lah. Soalnya saya juga mau perbaiki sendiri juga 'ndak' bisa," ucapnya sambil merenungi rumahnya yang kini jebol akibat tekanan tanah yang terus bergerak.
Baca: Pasangan Suami Istri Tewas Setelah Menenggak Racun, Pesannya pada Adik Agar Dikubur Berdekatan
Sebenarnya, longsor semacam ini bukan hanya sekali terjadi. Ketua RT 38, Rahman, mengungkapkan, ini adalah yang ketiga kalinya terjadi.
"Ini sudah tiga kali kejadian. Dulu waktu kejadian kedua sudah kita perbaiki, tapi sekarang malah terjadi lebih parah," ucapnya.
Suwarti sendiri, mengalami kesulitan untuk merenovasi rumahnya. Pasalnya, dia terbentur pada masalah pembiayaan.
Rahman mengatakan Suharti telah berpisah dengan sang suami sejak tahun 2005 lalu.
"Dia sejak tahun 2004 sudah kacau rumah tangganya, lalu dia ditinggal suaminya pada 2005. Sekarang ini dia janda," kata Rahman.
"Saat ini dia hidup bersama dua anaknya di sini. Anaknya mau membantu memperbaiki rumah, tapi tetap saja biayanya terbatas," imbuhnya.
Rahman mengaku sudah pernah berkoordinasi ke dinas terkait mengenai keadaan rumah Suwarti, namun belum ada tanggapan yang berarti.
"Saya sudah curhat juga ke dinas yang bersangkutan, tapi belum ada tanggapan. Padahal ini bisa dilihat, salah satu penyebab kerusakan adalah pondasi rumahnya yang tidak kuat," ucap Rahman.
"Tapi mau bagaimana lagi, dengan kemampuan ekonomi ibu Suwarti, dia mampunya hanya sebatas itu," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunkaltim.co dengan judul Korban Longsor Prapatan Dalam Terpaksa Mengungsi, Tak Miliki Biaya Perbaiki Rumah