Gejala Awal DBD Sulit Didiagnosa, Rapit Diagnostic Test dari Kemenkes dalam Pengiriman
Apalagi saat musim hujan, banyak masyarakat yang hanya terserang flu dan batuk biasa
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunkaltim.co Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Keterlambatan diagnosis penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kerap terjadi. Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Utara Usman mengakui, hal tersebut kadang terjadi.
Usman menjelaskan, penyakit DBD di awal tidak bisa didiagnosa secara spesifik apalagi saat musim hujan, banyak masyarakat yang hanya terserang flu dan batuk biasa.
"Diagnosa 3 hari pertama itu sangat sulit. Spesifikasinya belum kelihatan. Kalau lebih dari 3 hari, dibawa ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lanjutan," kata Usman, Kamis (7/2/2019).
Sarana dan prasarana di Rumah Sakit lebih menunjang dibandingkan di Puskesmas sehingga pemeriksaan trombosit sangat perlu dilakukan di rumah sakit.
Usman mengatakan, ada cara yang lebih mudah untuk mengetahuinya spesifikasi penyakit DBD, yaitu menggunakan Rapit Diagnostic Test atau RDT, hanya saja ketersediaan alat ini masih kurang.
"Sekarang lagi proses pengiriman RDT ini dari Kemenkes ke Kalimantan Utara. InsyaAllah kalau sampai akan lama distribusikan cepat ke Puskesmas dan Rumah Sakit," ujarnya.
Di tingkat Puskesmas, ketersediaan alat-alat kesehatan belum terfasilitasi dengan baik. Dengan RDT nanti, maka diagnosa penyakit akan cepat diketahui. Selanjutnya penanganan penyakit dilakukan dengan cepat pula.
"Apakah harus rawat inap, infus, dan sebagainya. Jadi sebaiknya kalau sudah diketahui DBD, secepatnya ditangani di Rumah Sakit, karena di Puskesmas fasilitasnya tidak selengkap di Rumah Sakit," ujarnya. (Wil)