Pengungsi Gunung Karangetang yang Terisolasi di Kampung Batubulan, Bupati Gagal Antar Bantuan
Lokasi sebelumnya sudah relatif aman karena berada di luar area yang menjadi rekomendasi PVMBG untuk dikosongkan.
Editor: Hendra Gunawan
"Kemarin mereka minta kami agar mengungsi, jadi bawa pakaian saja. Kami berharap ini segera usai dan kami bisa kembali ke rumah," jelasnya.
Ia mengatakan rumah sudah ditutup, namun suaminya nanti yang akan cek.
Lili juga membawa anaknya Avinanda Beta yang masih kelas 2 SMP Kiawang.
"Sementara waktu tidak sekolah, lantaran tidak bawa seragam sekolah, buku juga tidak bawa," kata Avinanda.
Estefan Pangasi pengungsi lain yang masih siswa kelas 1 SMA belum sekolah sejak Senin lantaran mengungsi.
"Tidak tahu kapan akan sekolah, sebab tidak bawa seragam dan buku, tertinggal di rumah semuanya," jelasnya.
Oma Thelma Katilahe senang bisa dipindahkan mengikuti aturan pemerintah ke tempat buang lebih aman.
"Sudah ambil baju kemarin, jadi sudah ada baju ganti. Cuma ini belum ada kasur," katanya.
Ada 137 pengungsi yang dipindahkan dari dari GMIST Nazaret Niambangeng ke lokasi shelter.
Kurang Tempat Tidur
Lokasi baru pengungsian di shelter Paseng masih kekurangan tempat tidur.
"Dari awal Bupati menginginkan pengungsi kalau bisa pengungsi ditampung di shelter atau di sekitar Ondong. Selain aman dan jauh dari pengaruh dampak bencana, penanganan lebih mudah, karena semua keperluan bisa diperoleh mudah," jelas Bob Wauten Kepala BPBD Sitaro
Ia mengatakan, sebenarnya lokasi sebelumnya sudah relatif aman karena berada di luar area yang menjadi rekomendasi PVMBG untuk dikosongkan.
"Tapi karena lokasinya kurang memadai sehingga diminta untuk pindah, karena kondisi gunung Karangetang dari pihak pengamat gunung juga belum bisa prediksi kapan berakhir," kata dia.