Grace Natalie Gugat Keberadaan Partai Nasionalis Lama
Grace menyesalkan keberadaan partai politik yang tidak membela korban persekusi, intoleransi dan meloloskan perda berbau SARA
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie menggugat keberadaan partai nasionalis lama yang ia nilai pasif membela kasus intoleransi yang akhir-akhir ini menerpa tanah air.
"PSI hadir tatkala negeri ini terancam intoleransi akut, uang pajak dicuri secara sistematis, orang tidak menjalankan ibadah dengan tenang. Negeri di mana orang seenaknya bisa menyebarkan fitnah SARA," ujarnya, Senin (11/3/2019).
Hal tersebut dikatakan Grace tatkala memberikan pidato politik di kegiatan Festival 11, Medan International Convention Center, Medan.
Grace menyebut, PSI tidak perlu berdiri bila partai nasionalis mengerjakan pekerjaanya.
Ia berharap partai-partai tersebut tidak diam dan dalam menyikapi kasus intoleransi.
"PSI menggugat tuan dan puan yang sudah terlalu lama duduk nyaman. Bagi mereka politisi zaman old, PSI menghadirkan warna baru dalam perpolitikan Indonesia," katanya.
Grace mengatakan, PSI ingin membangun politik yang bersih sebagai antitesa dari kekuatan partai politik lama.
"Ke mana kalian hei partai nasipnalis saat ibu Melyana divonis 18 bulan penjara, kenapa hanya Sekjen PSI dan saya sebagai Ketua Partai yang hanya menjenguk beliau di penjara?," katanya.
Grace menjelaskan alasan PSI berdiri empat tahun yang lalu merupakan keputusan berat karena, ia bersama unsur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) lainnya masih terbilang minim pengalaman di bidang politik.
Baca: KPK Gelar Rakor Evaluasi Pencegahan Korupsi di Jambi Besok
"Kehadiran PSI sebagai angin segar bagi anak muda. Kami tidak memiliki hubungan apapun dengan orde baru," katanya.
Grace juga menyatakan PSI berkeinginan untuk menyelamatkan negeri dari pencuro uang rakyat, para fasis yang mendiskrimnasi orang lain yang berbeda keinginan dengannya.
"Kami juga ingin mengganggu tidur siang para politisi yang bekerja hanya lima tahun sekali," katanya.
Grace juga menyesalkan diamnya partai nasionalis tatkala Nahdlatul Ulama mengeluarkan fatwa dilarangnya istilah penyebutan ' kafir'. Menurutnya partai bernomor urut 11 itu mendukung keputusan ormas islam terbesar tersebut.
"Saya tidak akan berteriak merdeka sebelum negeri ini bebas dari persekusi dam setiap orang bebas beribadah di rumah ibadahnya," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.