Nenek Ros Tewas Tertimpa Pohon Tumbang saat Tengah Menemani Cucunya Mencari Buah Seri
Nenek Ros (63) tewas setelah tertimpa pohon kelapa pada Senin (11/3/2019) saat tengah menemani cucunya mencari buah seri.
Editor: Dewi Agustina
Keluarga kembali membawa korban pulang untuk disemayamkan.
Diketahui, wilayah Sumbar saat ini sering dilanda hujan disertai angin kencang.
Cuaca Ekstrem
Hampir setiap hari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem tersebut.
Pada Senin (11/3/2019), BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ektrem di 8 kabupaten di Sumbar.
Dilansir dari bmkg.go.id, berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir/kilat dan angin kencang pada siang dan sore hari.
Hal itu diperkirakan akan terjadi di Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Pasaman, Agam, Limapuluh Kota, Padang Pariaman, Padang dan Solok Selatan.
Baca: Cara Mudah Mengisi SPT Tahunan Pribadi Secara Online
Kelembaban udara secara umum di Sumbar berkisar antara 65 hingga 100 persen dengan suhu rata-rata 16 hingga 30 derajat celcius.
Kondisi ini disebabkan karena wilayah Sumbar sedang dalam musim pancaroba atau masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Padang Pariaman, Yudha Nugraha menyebut, musim pancaroba ini sejak Februari hingga April 2019 mendatang.
"Kondisi cuaca sering berubah-ubah. Cerah di pagi hingga siang hari, lembab serta hujan ringan hingga sedang disertai petir dari sore hingga malam hari," katanya, Selasa (26/2/2019).
Hal tersebut, kata Yudha Nugraha adalah karakteristik masa peralihan.
Oleh karena itu, Yudha Nugraha mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan.
"Tetap jaga cairan tubuh dan kurangi aktivitas di luar rumah di siang hari," katanya.
Menurutnya, secara umum cuaca Sumbar tiga hari ke depan cenderung cerah berawan.