Suami Beberkan Kebohongan Dosen UNM Wahyu Jayadi: Dia Tak Pernah Diberi Pesan untuk Menjaga Zulaeha
Sukri membeberkan kebohongan Wahyu Jayadi kepada penyidik. Sukri menegaskan Wahyu Jayadi tidak pernah diberi pesan untuk menjaga Zulaeha.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Misteri kematian Siti Zulaeha Djafar yang dibunuh Dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) Wahyu Jayadi, perlahan mulai terkuak.
Polisi memeriksa suami staf Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) UNM tersebut, Sukri Tenri Gau, Rabu (27/3/2019) kemarin.
Usai diperiksa, Sukri membeberkan kebohongan Wahyu Jayadi kepada penyidik saat diperiksa.
Sukri menegaskan Wahyu Jayadi tidak pernah diberi pesan untuk menjaga Zulaeha.
Penyataan Sukri Tenri Gau ini ia sampaikan menanggapi pengakuan Wahyu Jayadi yang pernah dititipi pesan Ibu Zulaeha.
Wahyu sebelumnya mengaku mendapat amanah untuk jaga Zulaeha Djafar.
Pernyataan Wahyu ketika itu disampaikan usai diamankan tim Resmob Polda Sulsel.
Wahyu Jayadi mengaku menjaga Siti Zulaeha sebagai adik sesuai pesan ibu Zulaeha.
"Itu adalah kebohongan besar yang dibuat-buat pelaku," kata Sukri usai diperiksa di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).
Sukri menegaskan, pesan Ibu Zulaeha meminta Wahyu Jayadi menjaga Zulaeha adalah tidak benar.
Baca: Mengapa Dosen Wahyu Buang iPhone Siti Zulaeha Usai Membunuhnya?
Kedua, kata Sukri, Ibu Zulaeha sudah meninggal dunia sebelum korban dan pelaku saling kenal.
"Secara darah tidak ada hubungan pelaku dengan almarhumah. Mertua saya meninggal sebelum pelaku dan almarhumah saling kenal," kenang Sukri.
"Tahun 2006 meninggal. Almarhumah belum kenal dengan pelaku. Jadi bagaimana bisa dititipi," sambung Sukri.
Ayah tiga anak ini melanjutkan, hubungan mendiang istrinya dan Wahyu Jayadi hanyalah rekan satu kantor.