Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Masih Dibayangi Tragedi Tsunami, Tak Ada Aktivitas Kampanye di Pulau Sebesi

Tidak ada aktivitas kampanye dari caleg maupun dari tim sukses pasangan calon presiden ke pulau berpenghuni terdekat dengan kawasan GAK.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Warga Masih Dibayangi Tragedi Tsunami, Tak Ada Aktivitas Kampanye di Pulau Sebesi
Tribun Lampung/Dedi Sutomo
Suasana hunter di Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa. TRIBUN LAMPUNG/DEDI SUTOMO 

TRIBUNNEWS.COM, KALIANDA - Pemungutan suara pemilu serentak pada 17 April akan berlangsung Rabu (17/4/2019) besok.

Namun denyut pesta demokrasi 5 tahunan tersebut kurang terasa di Desa Tejang, Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, desa yang terkena terjangan tsunami akhir 2018 lalu.

Tidak ada aktivitas kampanye dari caleg (calon anggota legislatife) maupun dari tim sukses pasangan calon presiden ke pulau berpenghuni terdekat dengan kawasan Gunung Anak Krakatau (GAK) tersebut.

Meski aktivitas warga yang bermukim di Pulau Sebesi kini sudah kembali normal. Namun baying-bayang tragedi tsunami selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu yang dipicu oleh erupsi GAK masih membekas.

Sudut-sudut jalan kampung di pulau tersebut saat Tribun mengikut rombongan Kapolres Lampung Selatan AKBP M Syarhan melakukan peninjauan persiapan pengamanan dan pelaksanaan pencoblosan pada Minggu (14/4/2019) pagi terlihat lengang.

Terlihat poster/banner para caleg untuk tingkat kabupaten menghiasi sisi-sisi beberapa ruas jalan kampung.

Sedangkan untuk calon presiden, caleg DPR RI dan DPD serta Caleg Provinsi sangat sedikit ada banner untuk sosialisasi.

Baca: H-1 Pilpres 2019, Simak Perbedaan Exit Poll dan Quick Count dalam Hitung Cepat Hasil Pencoblosan

Berita Rekomendasi

Sebagian besar warga pulau, khususnya para kaum pria berangkat ke kebun atau melaut.
Kondisi kian lengang karena anak sekolah libur akhir pekan.

Tidak terlihat orang-orang yang sedang berkumpul santai berbicara tentang pelaksanaan pemilu serentak.

Menurut Hanafi, salah seorang warga Pulau Sebesi, memang tidak ada tim sukses dari pasangan capres atau pun caleg yang melaksanakan kampanye di Pulau Sebesi.

Kata dia, hanya ada beberapa caleg DPRD Kabupaten yang sempat silaturahmi dan sosialisasi terbatas.

"Sepengetahuan saya kalau yang berkampanye belum ada. Baik untuk capres maupun untuk caleg," ujarnya.


Kondisi ini pun dibenarkan oleh Saifudin, warga Pulau Sebesi lainnya.

Menurut Saifudin, tidak ada kampanye terbuka baik untuk capres maupun oleh caleg di pulau. Tetapi untuk sosialisasi oleh penyelenggara pemilu terkait dengan tata pelaksanaan pemungutan suara pemilu memang ada.

Pulau Sebesi. TRIBUN LAMPUNG/DENNISH
Pulau Sebesi. TRIBUN LAMPUNG/DENNISH (Tribun Lampung/Dennish)

"Kalau kampanye sejauh belum ada. Baik untuk Capres maupun caleg. Kalau sosialisasi dari KPPS/KPU memang ada," kata dia.

Mereka mengatakan untuk data, keduanya sudah masuk dalam daftar DPT pemilih.

Dan menurutnya seluruh masyarakat yang telah memiliki hak pilih juga telah masuk dalam DPT.

Bagi Saifudin yang sudah 42 tahun bermukin di Pulau Sebesi (sejak lahir), saat ini warga masih fokus untuk mengembalikan kondisi kehidupan pasca tsunami selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu.

Terutama di Dusun III dan IV yang terkena dampak terparah.

Karenanya gaung pemilu serentak 17 April 2019 kurang terasa di masyarakat.

Karena menurutnya, rasa khawatir akan terulang kembalinya peristiwa tersebut masih ada pada warga Pulau Sebesi.

Apalagi, jika melihat kondisi GAK saat ini pasca erupsi akhir tahun lalu.

Menurutnya, sesekali masih terdengar suara dentuman dari arah GAK. Dan sesekali masih terpantau adanya aktivitas vulkanik pada gunung api yang kembali muncul pada kaldera induknya yang meletus 1883 silam itu.

Baca: Petisi WNI di Australia dan Peluang Pemilu Susulan

Dimana saat ini GAK memiliki kawah yang cukup luas yang menghadap ke arah laut lepas yang kini terisi air.

Saat ada aktivitas vukanik dari perut bumi yang keluar melalui kawah, maka air yang menggenagi kawah terlihat terlontar ke atas.

"Justru sekarang kondisinya lebih ngeri. Seluruh vegetasi (tumbuhan) yang sebelumnya ada mengerik. Sudah ada kawah yang lebar. Pastilah rasa khawatir kita yang di pulau masih ada," ujarnya.

Sementara Alimin, tokoh masyarakat di Desa Tejang Pulau Sebesi saat bersilaturahmi dengan kapolres mengatakan kondisi masyarakat di Pulau Sebesi saat ini kondusif.

Dan masyarakat pun siap berpartisipasi pada pemilu 17 April nanti, serta melaksanakan pemilu dengan aman dan damai.

Hanya saja, kata dia, perlu ada sosialisasi yang lebih intens terkait dengan mekanisme pelaksanaan pencoblosan.

Karena akan ada 5 bentuk surat suara untuk Pilpres, pilleg DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten.

"Kita masyarakat berharap masih akan ada sosialisisi tentang pemilu. Karena kan nanti ada 5 bentuk surat suara. Seandainya ada kekeliruan apakah bisa mengganti ulang surat suara dan teknis lainnya yang belum dipahami masyarakat," ujarnya.

Samsiar, sekretaris Desa Tejang Pulau Sebesi mengatakan masyarakat sudah di Pulau Sebesi sudah mengerti dan paham akan pelaksanaan pemilu serentak 17 April mendatang.

Untuk pemilihan presiden pun, masyarakat pun sudah mengetahui 2 kandidat pasangan calon. Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin serta pasangan nomor 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Sosialisasi untuk pelaksanaan pemilu ini masih akan dilakukan penyelenggara hingga 16 April mendatang. InsyaAllah masyarakat sudah paham dan semuanya akan berparisipasi pada pencoblosan suara nanti," tegasnya.

Sementara itu R Solichin dari panitia pelaksana pemilu di Pulau Sebesi mengatakan untuk logistik pemilu rencananya akan datang pada senin (15/4/2019) dengan menggunakan angkutan kapal tradisional menuju pulau dari Dermaga Canti Rajabasa.

"Logistik pemilu besok akan datang dari PPK kecamatan. Sudah disiapkan untuk tempat penyimpanan sebelum nantinya didistribusikan ke TPS-TPS," kata dia.

Untuk di Desa Tejang Pulau Sebesi sendiri akan ada 8 TPS dengan jumlah DPT (daftar pemilih tetap) mencapai 1.984.

Namun sebagian kecil warga yang nantinya akan menggunakan hak pilihnya di huntara eks hotel 56 Kalinda.

Karena pasca tsunami 22 Desember 2018 lalu mereka masih tinggal di huntara.(dedi/tribunlampung)

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas