Kampanyenya Lebih Senyap, Tetapi Kenapa Jokowi-Ma'ruf Mampu Menguasai Jatim?
Kampanye paslon nomor urut 01 menurut Surokim sebenarnya lebih senyap di Jawa Timur dan tidak terlalu gemerlap.
Editor: Hendra Gunawan
"Keempat, warga nahdliyin mendapat momentum solid melawan tekanan terhadap NU khususnya dari kelompok Islam aliran radikal," ucapnya.
Dan faktor kelima menurutnya adalah dukungan mesin partai, relawan dan tim pemenangan yang all out.
Faktor personal dikuatkan mesin dukungan yang berjalan normal tanpa gejolak.
Kampanye paslon nomor urut 01 menurut Surokim sebenarnya lebih senyap di Jawa Timur dan tidak terlalu gemerlap.
Sedangkan pasangan nomor urut 02 lebih agresif.
Meski senyap, jaringan kultural dan mesin partai di koalisi Jokowi-Ma'ruf berjalan baik.
Di sisi lain, meski kubu paslon nomor urut 02 kini sedang ramai masalah ketidakpercayaan pada hasil hitung cepat.
Mereka bahkan mengklaim kemenangan versi hitung cepat internal, pria yang juga peneliti Surabaya Survei Center ini mengatakan potensi gaduh di Jatim terbilang rendah.
"Masyarakat Jatim menurut saya sekali lagi tidak suka gaduh dan lebih respect pada hal yang rasional jadi tidak mudah dipatik pada hal-hal yang emosional terkecuali menyangkut hal prinsipil dalam agama.
Jadi menurut saya polemik quick count hanya akan gaduh di medsos dan nggak akan berlanjut ke darat," tegasnya.
Preferensi masyarakat Jatim terhadap kepemimpinan nasional selalu adem tidak gemuruh.
Loyalitas mereka masih pada patron agama dan masyarakat memilih yang harmoni dan relatif moderat dalam urusan urusan politik.
"Kecil kemungkinan kalau di Jatim terjadi gejolak karena kampanye dan narasi-narasi politik identitas nggak laku di wilayah ini.
Jikapun muncul tidak akan masif hanya akan temporal di wilayah tertentu saja," pungkas Surokim. (Fatimatuz Zahro)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 5 Faktor Ini Dianggap Jadi Penentu Jokowi Menang di Jatim,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.