Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PT Merck Tbk Bukukan Laba Sebesar Rp 1,17 Triliun Selama Tahun 2018

Kinerja dan kapasitas pabrik memungkinkan Perseroan untuk terus mengembangkan bisnis di masa depan dengan peningkatan potensi ekspor obat-obatan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in PT Merck Tbk Bukukan Laba Sebesar Rp 1,17 Triliun Selama Tahun 2018
Istimewa
Foto Kiri ke Kanan: Arryo Aritrixso Wachjuwidajat - Direktur PT Merck Tbk, Bambang Nurcahyo - Direktur PT Merck Tbk, Dr. Martin Feulner - Presiden Direktur PT Merck Tbk dan Evie Yulin - Direktur PT Merck Tbk. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Merck Tbk  membukukan laba tahun 2018 sebesar Rp1,17 triliun karena adanya divestasi segmen usaha Consumer Health sebesar Rp1,36 triliun.

Segmen usaha Biopharma berkontribusi terhadap 45 persen dari total penjualan Perseroan dengan pertumbuhan mencapai 27 persen di tahun 2018.

Kinerja dan kapasitas pabrik memungkinkan Perseroan untuk terus mengembangkan bisnis di masa depan dengan peningkatan potensi ekspor obat-obatan.

Perseroan menavigasi fokus pada hal-hal yang penting seperti divestasi bisnis obat bebas (Consumer Health), meningkatkan pencapaian operasional yang dilanjutkan (bisnis obat resep (Divisi Biopharma) dan bahan baku obat/ BBO.

"Serta memaksimalkan kinerja pabrik dengan mengembangkan potensi ekspor. Perseroan juga untuk pertama kalinya menggabungkan pelaporan tahunan dan laporan keberlanjutan," kata  Dr Martin Feulner, Presiden Direktur PT Merck Tbk di Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Tahun 2018, kata dia perseroan membukukan peningkatan laba karena adanya divestasi Consumer Health. Sementar untuk operasional yang dilanjutkan (segmen usaha obat resep dan Bahan Baku Obat/ BBO tetap menunjukkan kinerja positif secara konsisten.  

Baca: PT Trisula Textile Industries Tbk Catatkan Kenaikan Laba Bersih Sebesar 62 Persen

Kedepannya, perseroan akan terus melanjutkan fokus bisnis baru untuk mencapai target di tahun-tahun yang akan datang dengan mengembangkan seluruh sumber daya dan memperluas pasar di dalam dan di luar negeri, mengembangkan bisnis utama, meningkatkan kapasitas produksi, menyesuaikan dan mengoptimalkan produksi dan operasional berdasarkan permintaan pasar.

Perseroan membukukan laba  Rp1,17 triliun pada 2018, meningkat 649% dari tahun lalu Rp156 miliar karena adanya laba dari penjualan operasional yang dihentikan sebesar Rp1,36 triliun.

Laba per saham menjadi Rp2.597 pada 2018, melonjak hingga 704% dari Rp323 pada 2017.

Perseroan mencapai penjualan bersih sebesar Rp1,15 triliun, turun kurang dari 1% dari Rp1,16 triliun di 2017.

Berita Rekomendasi

Penurunan ini terutama disebabkan oleh pengalihan penjualan di bulan Desember 2018 dari operasi yang dihentikan yakni segmen usaha Consumer Health.

Namun, berdasarkan pencapaian operasional yang dilanjutkan (segmen usaha obat resep dan BBO),  pendapatan meningkat dari Rp582 miliar pada 2017 menjadi Rp612 miliar pada 2018, laba usaha meningkat dari Rp42 miliar menjadi Rp47 miliar pada 2018 sementara laba sebelum pajak penghasilan meningkat dari Rp42 miliar menjadi Rp50 miliar pada 2018.

 Divisi Biopharma tidak hanya berkontribusi terhadap 45% total penjualan Perseroan, namun juga mampu mengungguli pertumbuhan penjualan di pasar dengan mencatat pertumbuhan penjualan tertinggi dalam lima tahun terakhir, yaitu 27,0% di 2018 (IQVIA Q4 2018).

Divisi Biopharma mempertahankan daftar produk saat ini pada e-Katalog (10 SKU) dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); memperluas penetrasi produk di pasar JKN sambil mengelola pasar swasta. Divisi Biopharma juga meluncurkan produk ekstensi lini baru pada 2018.

Operasional Pabrik


Kinerja dan kapasitas Pabrik memungkinkan Perseroan untuk terus mengembangkan bisnis di masa depan dengan peningkatan potensi ekspor obat-obatan.

Pada 2018 pasar ekspor berkontribusi 40% terhadap total volume penjualan Perseroan, sementara 60% berasal dari pasar lokal.

Digitalisasi pabrik berjalan di jalur yang tepat dengan berjalannya proyek e-Road Map serta digitalisasi laboratorium QC.

Pabrik Perseroan menjadi produsen penghubung yang memproduksi semua produk Consumer Health untuk P&G selama periode 3-5 tahun. Perseroan memiliki strategi untuk meningkatkan jumlah produk Biopharma yang akan diproduksi di Pabrik Pasar Rebo untuk pasar Asia Pasifik.

Sejalan dengan keputusan Grup Merck untuk memfokuskan strategi pada bisnis yang didorong oleh inovasi dan bertransformasi menjadi perusahaan sains dan teknologi terdepan, bisnis Consumer Health secara resmi dialihkan ke P&G pada 1 Desember 2018 dan semua proses transisi telah berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yang berlaku.

Lini bisnis yang berfokus pada Bahan Baku Farmasi (BBO) telah berkembang dalam setahun terakhir. Perseroan akan memperkuat Bisnis BBO dan  optimis akan menambah pasar bahan baku obat di Indonesia dengan standar produk tinggi yang disertai dokumentasi yang komprehensif dan menyeluruh. 

Untuk pertama kalinya pada 2019 ini, Perseroan memulai babak baru dengan menggabungkan pelaporan tahunan dan laporan keberlanjutan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas