Masjid Damarjati, Berdiri Sejak 1826 dan Jadi Cikal Bakal Penyebaran Islam di Kota Salatiga
Masjid Damarjati, Berdiri Sejak 1826 dan Jadi Cikal Bakal Penyebaran Islam di Kota Salatiga, Simak Ulasan lengkapnya berikut ini
Editor: Umar Agus Wijayanto
Masjid Damarjati, Berdiri Sejak 1826 dan Jadi Cikal Bakal Penyebaran Islam di Kota Salatiga
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Matahari mulai condong kearah barat, saat Tribunjateng.com, menyusuri Masjid Damarjati yang terletak di Jalan Damarjati No 5 RT 02/ RW 05, Krajan Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jumat (10/5/2019).
Siang itu, tidak nampak peningkatan aktivitas keagamaan, hanya ada sekira lima orang tengah beristirahat pada emperan masjid yang berdiri pada tahun 1826 tersebut.
Baca: TERBARU Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Jumat 10 Mei: 3 Daerah Sudah 100%
Baca: Jadwal MotoGP Prancis 2019 dan Klasemen Sementara: Valentino Rossi ke-4, Marc Marquez Pertama
Karenanya, kegiatan rutin tadarus Al Quran yang dilangsungkan jamaah masjid selama bulan Ramadan telah selesai dua jam sebelumnya.
Seorang tenaga kebersihan masjid atau marbot Diah Hartanti (64) mengatakan, masjid Damarjati merupakan masjid tertua di Kota Hati Beriman yang didirikan Kiai Ronosetiko anggota Laskar Pangeran Diponegoro atas bantuan Kiai Damarjati merujuk pada prasasti tertempel dinding masjid bertarikh Minggu (1/1/1981).
Baca: Situasi Terkini Massa Demo Kivlan Zein & Eggi Sudjana di Kantor Bawaslu, Brimob Kenakan Sorban
Baca: SBY Disebut Kivlan Zen Licik, Kader Partai Demokrat hingga TKN Angkat Bicara
“Saya sudah menjadi marbot sejak tahun 1983 meneruskan saudara.
Hanya saja soal sejarah berdirinya masjid kurang begitu paham.
Kalau melihat prasasti tertulis tahun berdirinya masjid pada 1826.
Ya sejak itu berdasar cerita tutur Islam masuk ke Salatiga,” terangnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (10/5/2019)
Diah menyampaikan selama Ramadan, di Masjid Damarjati rutin digelar kegiatan tadarus Al Quran secara umum mulai pukul 08.00 WIB kemudian malam harinya dari 20.00-23.00 gantian jamaah perempuan.