Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanah Bergerak di Sukabumi Berpotensi Terjadi Kembali, PVMBG Beri Imbauan

Tanah Bergerak di Sukabumi masih berpotensi terjadi, Pusat Vulkanologi dan Mitigai Bencana Geologi (PVMBG) beri imbuan.

Editor: Fitriana Andriyani
zoom-in Tanah Bergerak di Sukabumi Berpotensi Terjadi Kembali, PVMBG Beri Imbauan
kompas.com/Budiyanto
Posisi rumah sudah tidak stabil dan jalan provinsi amblas terdampak tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (2/5/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Tanah Bergerak di Sukabumi masih berpotensi terjadi, Pusat Vulkanologi dan Mitigai Bencana Geologi (PVMBG) beri imbuan.

PVMBG Badan Geologi Bandung menyatakan, tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, masih berpotensi bergerak.

"Daerah ini masih berpotensi untuk bergerak, terutama longsoran tipe lambat berupa rayapan, retakan, dan amblasan terutama pada waktu terjadi hujan lebat dalam waktu lama," kata Kepala PVMBG Kasbani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (10/5/2019).

"Permukiman yang terkena dampak gerakan tanah, terutama yang berada pada zona terdampak gerakan tanah, terancam keselamatan jiwa dan harta bendanya," sambung dia.

Baca: Gempa Hari Ini: BMKG Catat 2 Gempa Guncang Sigi dan Agam Jumat Pagi, Dirasakan di Sejumlah Wilayah

Baca: Gempa Hari Ini - BMKG Catat Gempa Bumi Landa Tidore Maluku, Pusat Gempa Berada di Laut

Sebelumnya, satu tim PVMBG sudah diterjunkan ke lokasi bencana yang mengakibatkan kerusakan pada puluhan rumah, 200 jalan provinsi dan hektaran sawah pada Minggu (28/4/2019) lalu.

Hasil peninjauan lapangan, tim PVMBG membawa sejumlah sampel tanah dan bebatuan.

Menurut dia, rekomendasi juga telah diberikan untuk mencegah atau menghindari jatuhnya korban jiwa.

Berita Rekomendasi

Hal ini dilakukan mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah di lokasi tersebut, terutama berupa retakan aktif di bagian atas jalan provinsi serta di tempat lainnya.

"Merelokasi permukiman penduduk yang berada di daerah terdampak gerakan tanah rayapan berupa retakan, amblasen dan pergeseran tanah serta batuan yang berada pada lereng berkemiringan sedang sampai terjal (kritis)," ujar dia.

Baca: Info BMKG: Dampak Siklon Tropis, Hujan dan Angin Kencang hingga Gelombang Tinggi di Wilayah Berikut

Baca: Info BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Indonesia 10-11 Mei 2019 Dampak Siklon Tropis LILI

Rekomendasi lainnya adalah memperbaiki jalan provinsi dengan konstruksi beton dan membuat pelebaran jalan dengan pemotongan lereng yang mengikuti kaidah keteknikan agar menjauhi lereng terjal.

"Jika gerakan tanah di kawasan jalan terus menerus aktif, maka sebaiknya jalan dipindahkan ke tempat yang lebih aman," kata Kasbani.

Rekomendasi lainnya adalah membuat tembok penahan tanah dan batuan pada tebing pinggir jalan dengan mengikuti kaidah teknik yang sesuai.

Pondasi tembok penahan disarankan menembus batuan dasar/keras dan dilengkapi dengan pipa pengering untuk membuang air permukaan.

"Tidak mendirikan bangunan pada lereng atau pada daerah yang dekat dengan tebing, lembah atau alur sungai yang berpotensi terlanda longsor," ujarnya.

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Sabtu 11 Mei 2019 Besok, Hujan Petir di Pangkal Pinang pada Siang Hari

Baca: Banjir dan Cuaca Ekstrem di Maluku Barat Daya Dipicu Siklon Lili

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas