Kemenkes Percayakan Universitas Yarsi Turunkan Prevalensi Stunting di Pandeglang
Universitas YARSI merupakan salah satu dari 17 Perguruan Tinggi yang dipercaya pemerintah untuk mengawal program ini.
Editor: Hasanudin Aco
Namun demikian upaya ini, diakui masih menghadapi berbagai tantangan diantaranya perbedaan persepsi antara pihak terkait terhadap masalah stunting dan masalah gizi pada umumnya, masalah koordinasi, dan kualitas SDM.
Tantangan dan kesulitan ini yang akan dipecahkan dan dicarikan solusinya dengan pelibatan PT.
Rektor Universitas YARSI, Prof dr H Fasli Jalal PhD, menyambut positif kepercayaan pemerintah kepada Universitas YARSI yang dipimpinnya secara konkret dapat melaksanakan misi Tri Dharma PT.
Prof Fasli mengatakan Perguruan Tinggi (PT) dapat membantu mengatasi masalah pemahaman tersebut serta mendukung perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program penanggulangan stunting oleh pemerintah, khususnya di wilayah kabupaten bahkan hingga ke tingkat desa sekalipun.
Menurutnya, pemerintah dan PT sepakat menargetkan menurunkan stunting dari 30 persen menjadi 19 persen. Ini, kata Fasli, juga menjadi komitmen Universitas YARSI bersama Kemenkes dengan berkolaborasi dalam pencegahan dan penurunan angka stunting.
"Stunting disebabkan saat terganggunya kehamilan, yang dimulai dari air susu dini yang tidak dimanfaatkan secara baik," kata mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional era Presiden SBY ini.
Stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Di antaranya perbedaan persepsi antara pihak terkait terhadap masalah stunting dan masalah gizi pada umumnya, masalah koordinasi, dan kualitas SDM.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, dr Rika Yuliwulandari, MSc, Ph.D selaku Ketua Tim Pendamping Universitas YARSI yang akan berangkat ke Pandeglang, mengatakan pihaknya akan tetap fokus di 10 desa dalam prioritas penanganan stunting
Tim dari YARSI, kata dr Rika akan melakukan pendampingan kepada pemerintah kabupaten dalam mengelola program penanggulangan dan penurunan stunting.
Dalam pendampingan itu, tim dari YARSI memiliki target baik di tingkat PT itu sendiri, tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa.
Menurut Rika di tingkat PT, target dicapai adalah terbentuknya komitmen PT untuk melakukan pendampingan penurunan stunting di tingkat kabupaten sesuai dengan pedoman pendampingan yang ditetapkan. Selain juga terbentuknya organisasi penurunan stunting di PT.
Tak kalah penting dan memegang peranan vital dalam penyuksesan program pencegahan dan penurunan stunting adalah pelibatan kepala pemerintahan di kabupaten. Maka jelas Rika, perlu ditetapkannya perjanjian kerjasama antara PT dengan Bupati.
"Kita perlu menjalin kerja sama ini karena leadership Bupati di daerah memegang peranan penting untuk mensinergikan jajarannya dengan tim dari YARSI. Kita secepatnya akan bertemu Bupati Pandegelang di awal Juli sebagai pembuka kunci untuk tindak lanjut program ini dengan SKPD terkait Kabupaten Pandegelang, seperti pendidikan, kesehatan, sosial, anak dan perempuan, pertanian dan perkebunan, pekerjaan umum dan perumahan rakyat serta dari dinas agama terkait maupun pengelolaan dana desa.
Target lainnya segera digelar workshop di PT tentang penyamaan persepsi program dan kegiatan pendampingan penurunan stunting serta kepastian terselenggaranya pendampingan penurunan stunting oleh PT di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan desa.