Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Asmara Wanita Asal Jeneponto Rela Kawin Lari Hingga Berakhir Minum Racun Akibat Uang Panaik

Warga di Kampung Bontomate'ne, Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Jeneponto, Sulawesi Selatan, tersebut ditemukan tewas, Selasa (9/7/2019).

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Kisah Asmara Wanita Asal Jeneponto Rela Kawin Lari Hingga Berakhir Minum Racun Akibat Uang Panaik
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi Jenazah 

Penolakan akhirnya didapatkan Ramli dan keluarga.

Baca: Catat! Tips Mengunakan Toilet di Pesawat Menuju Tanah Suci

Baca: 33 Remaja Tak Bertiket Memaksa Masuk SUGBK, Identitasnya Bukan dari Jakarta saat Diperiksa

Baca: Kisah Inspiratif! Menabung 14 Tahun, Penjual Kacang Asal Probolinggo Berangkat Haji

"Jadi Cia (korban) sebelum Ramadan kemarin sempat dilamar oleh kekasihnya yang warga Desa Punagaya, dan bawa uang Panaik 10 juta, namun tidak diterima karena pihak keluarga minta Rp 15 Juta," kata kerabat korban yang enggan disebut namanya.

Kuatnya cinta antara korban dan pria idamannya, membuat korban nekat kawin lari bersama Ramli.

Setelah menikah korban lalu tinggal bersama suaminya Ramli.

"Karena lamaran kekasih ditolak, Cia nekad kawin lari pasca lebaran dan tinggal di kediaman Ramli," tuturnya.

Namun karena merasa jika sebuah pernikahan tetap harus ada restu, Ramli kembali mencoba mendatangi kediaman keluarga istrinya.

Dengan tujuan meminta restu dan membawakan uang panaik.

Berita Rekomendasi

Sayang seribu sayang, lagi-lagi panaik yang jumlahnya Rp 10 juta itu kembali ditolak.

Karena keluarga inginnya Rp 15 juta.

"Mungkin gara-gara itumi na minum racun disana (rumah lelaki) karena lamaran ditolak orang tuanya," sambungnya.

Keluarga korban juga menolak jenazah Cia untuk diotopsi.

Kini jenazah Cia akan dimakamkan hari ini di pemakaman keluarga Kampung Karamaka, Desa Banrimanurung, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto.

Kata psikolog

Psikolog yang juga dosen di Fakultas Psikologi Universitas Bosowa, Titin Florentina P mengatakan, fenomena bunuh diri ada beberapa macam pemicunya.

"Dalam kasus ini usianya (C) sudah 30-an, seharusnya cara berfikirnya sudah matang, sudah dewasa awal," kata Titin.

Titin Florentina, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
Titin Florentina, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas