Saling Pandang Berujung Bentrokan di Tegalalang, Dua Kelompok Buruh Dirantai Polisi
Sebanyak 13 orang buruh berjalan beriringan di lobi Mapolres Gianyar, Bali, Jumat (26/7/2019). Tangan dan kaki mereka tampak dirantai.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Sebanyak 13 orang buruh berjalan beriringan di lobi Mapolres Gianyar, Bali, Jumat (26/7/2019). Tangan dan kaki mereka tampak dirantai.
Mereka merupakan bagian dari dua kelompok buruh yang terlibat bentrok di Banjar Bangkiang Sidem, Desa Keliki, Tegalalang saat Penampahan Galungan, Selasa (23/7/2019) lalu.
Menurut pihak kepolisian, pemicu bentrokan ini relatif sepele, yakni hanya gara-gara saling pandang.
Kapolres Gianyar, AKBP Priyanto Priyo Hutomo mengungkapkan, bentrokan tersebut bermula saat terjadinya miskomunikasi, antara Yacob Pungo, buruh Sumba yang bekerja di proyek Banjar Bangkiang Sidem dengan Susanto Rangga Dari, yang bekerja sebagai buruh proyek di Desa Sayan, Ubud.
"Masalahnya sepele, hanya karena saling pandang, lalu saling tantang," ujar Kapolres.
Berdasarkan hal tersebut, Yacob bersama enam orang temannya akhirnya mencari Susanto ke proyek tempatnya bekerja, Minggu (21/7/2019) lalu.
Namun saat itu yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat.
Tak mau pulang dengan tangan kosong, Yacob kembali menelepon Susanto, akhirnya mereka sepakat bertemu di kawasan Bangkiang Sidem.
Namun pertemuan tersebut kembali gagal, karena di tengah perjalanan kelompok Yacob Pungu dicegat pecalang, mereka pun memilih kembali ke proyek.
Baca: Sore Ini, Jokowi Akan Bubarkan TKN di Sebuah Restoran
Setelah beberapa hari berselang, tepatnya Selasa (23/7/2019) sekitar pukul 14.00 Wita, Yacob bersama lima orang temannya kembali mendatangi proyek di Desa Sayan untuk mencari Susanto.
Saat berada di sana, Yacob menemukan Susanto lantas mengeroyoknya.
Susanto yang tak berdaya memilih berlari sembari meminta pertolongan.
"Saat Yacob lari minta tolong, datang pekerja lain, lantas menyuruh kelompok Yacob untuk pulang, dan mereka pun pulang," ungkap AKBP Priyanto.
Menurut AKBP Priyanto, Susanto tidak terima diperlakukan seperti itu, sehingga bersama 11 orang temannya, mereka berniat balas dendam dengan melakukan penyerangan ke proyek tempat Yacob bekerja.