Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5.929 Personel Gabungan Padamkan Karhutla di 5 Provinsi Wilayah Sumatera dan Kalimantan

Total personel gabungan berjumlah 5.929 personel yang tersebar di 5 provinsi, yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kalteng, Kalbar.

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in 5.929 Personel Gabungan Padamkan Karhutla di 5 Provinsi Wilayah Sumatera dan Kalimantan
BNPB
Hingga Rabu (13/3/2019) sore, kualitas udara di wilayah Provinsi Riau dalam kondisi baik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga Senin (29/7/2019) kemarin personel gabungan bekerja keras untuk melakukan pemadaman dan pendinginan akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Indonesia.

Personel tersebut merupakan bagian dari Satuan Tugas (Satgas) Darat berasal dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, dan kementerian/lembaga.

Total personel gabungan berjumlah 5.929 personel yang tersebar di 5 provinsi, yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah masing-masing berjumlah 1.512 personel, sedangkan Kalimantan Barat berjumlah 1.395 personel.

Berdasarkan rilis yang diterima Tribunnews dari Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, upaya Satgas Darat didukung oleh operasi udara di bawah kendali Satgas Udara.

Jumlah tersebut belum mencakup dukungan dari pihak swasta, seperti APP Sinar Mas yang berkekuatan 3.180 personel tersebar di 5 provinsi.

Hingga Rabu (13/3/2019) sore, kualitas udara di wilayah Provinsi Riau dalam kondisi baik.
Hingga Rabu (13/3/2019) sore, kualitas udara di wilayah Provinsi Riau dalam kondisi baik. (BNPB)

Satgas Udara mengerahkan armada helikopter dan fixed wing, yang difungsikan untuk pemadaman, pendinginan, patroli dan survei.

Menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut, helikopter disiagakan di empat provinsi, yaitu Riau 17 helikopter, Sumatera Selatan 3, Kalimantan Barat 6 dan Kalimantan Tengah 7.

Berita Rekomendasi

Helikopter yang ditempatkan di Riau merupakan dukungan dari BNPB 7 unit, KLHK 1, swasta 8, dan TNI 1.

Total air yang digunakan untuk pemadaman dan pendinginan sejumlah 61.066.300 liter untuk semua wilayah terdampak.

Selain armada helikopter, satuan tugas udara didukung pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Operasi ini dimaksudkan untuk memicu terjadinya hujan di wilayah-wilayah yang papar hotspot dengan menebarkan garam di awan potensial.

Perkembangan hingga 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB luas lahan terbakar di Riau seluas 27.683,47 ha.

Dampak luas lahan di wilayah Riau terbesar dibandingkan wilayah lain di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Luas lahan terbakar teridentifikasi di wilayah Kalimantan Barat 2.273,97 ha, Sumatera Selatan 236,49 ha, Kalimantan Selatan 52,53 ha, Kalimantan Tengah 27 ha, dan Jambi 4,18 ha.

Sementara itu, hotspot atau titik panas dengan kategori kepercayaan lebih dari 80 persen atau tinggi terpantau di wilayah-wilayah tersebut.

Titik panas tercatat hingga pukul 16.00 WIB, Senin (29/7/2019) Riau 27 titik, Jambi 26, Kalimantan Tengah 14, Kalimantan Barat 12, dan Sumatera Selatan.

Sedangkan Kalimantan Selatan tidak teridentifikasi adanya hotspot.

Meskipun terpantau adanya titik panas, kualitas udara (PM10) di Pekanbaru, Riau pada kategori baik.

Kualitas udara tersebut sempat pada kategori sedang pada tengah hari tadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas