Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelarian Abdul Lahab Begal 'Licin' di Lampung Tengah Berakhir Setelah 2 Peluru Menembus Dadanya

Abdul Lahab begal di Lampung akhir meregang nyawa setelah sebelumnya berhasil kabur dari kejaran polisi dan terlibat baku tembak di Lampung Tengah.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pelarian Abdul Lahab Begal 'Licin' di Lampung Tengah Berakhir Setelah 2 Peluru Menembus Dadanya
TribunLampung/Syamsir Alam
Baku tembak begal Abdul Lahab dengan polisi di Lampung Tengah, Minggu (4/8/2019) lalu 

Bersama Bripka Weli dan dua orang penyidik Brigadir Hamdani dan Bripda Panca, mereka berusaha mencegat mobil Honda Jazz putih BE 2223 NN yang dikendarai Abdul Lahab.

Sampai di depan Polsek Terbanggi Besar, Avanza mencegat Honda Jazz yang dikendarai pelaku.

Saat keduanya sempat memegang bahu pelaku, seketika mereka berlari melindungi diri saat pelaku tiba-tiba mencabut pistol yang ada di sakunya dan melepaskan tembakan secara membabi buta.

Imam tampak berada di samping mobil yang dikendarai tim dan terus melakukan tembakan.

Akibat tembakan itu lah, diduga Abdul Lahab terkena timah panas di bagian bahu dan pahanya.

Perlawanan yang dilakukan pelaku Abdul Lahab, membuat Imam tetap bertahan di posisinya dalam beberapa saat sebelum akhirnya memilih untuk mundur menjauh.

Baca: Anies Pastikan Kendaraan Listrik Bebas Tilang Ganjil Genap, Ini Tanggapan Polisi

Baca: Licinnya AL Begal di Lampung, Lolos Usai Tertembak Polisi Hingga Jejak Buah Nanas di Perkebunan

Baca: Jokowi: Indonesia Ingin Ekspor Salak dan Nanas ke Argentina

"Karena amunisi kita habis. Yang bawa pistol hanya saya dan Bripka Weli, sementara dua orang lainnya tidak membawa senjata (api)," tutur Bripka Imam Kohori, Senin (6/8/2019).

Berita Rekomendasi

Imam mengatakan, ia dan tim berusaha mencegat laju Abdul Lahab.

Namun karena mempertimbangkan situasi saat itu yang ramai warga dan pengendara mobil di jalur utama, anggota Tekab 308 memilih untuk mundur.

"Kami berusaha semaksimal mungkin menahan pelaku yang pada saat itu terus menembak. Sesuai SOP, kami lebih memilih keselamatan orang banyak, sehingga dengan sangat terpaksa karena amunisi habis, melihat pelaku membawa mobil kami," ujarnya.

Dalam aksi bak film laga itu, Imam mengatakan, apa yang dialaminya adalah bagian dari risiko setiap pekerjaan.

Namun, karena tekadnya, Imam mengatakan, tak ingin begitu saja melepas pelaku sampai akhirnya ia tak lagi memiliki amunisi.


Lelaki kelahiran Purwo Asri 23 Juli 1984, itu menyatakan, aksinya merupakan tanggung jawab atas seragam kepolisian yang sejak 2002 lalu ia kenakan.

"Semua adalah tanggung jawab saya kepada atasan saya, kepada Kasatreskrim AKP Yuda Wiranegara dan Kapolres AKBP I Made Rasma, yang selama ini sudah memberikan kepercayaan dan arahan sebagai seorang anggota Satreskrim," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas