Sepuluh Senjata Api Jenis SS1 V2 Dirampas Massa saat Aksi Kontak Senjata di Deiyai Papua
Aksi unjuk rasa ribuan massa terjadi di Wagethe, Ibukota Deiyai, tepatnya di halaman Kantor Bupati Deiyai Papua, pada Rabu (28/8/2019)
Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
a. Bripda Dedi (luka akibat terkena panah pada bagian leher)
b. Bripka Rifki (luka akibat terkena panah pada bagian tangan kiri)
c. Barada Akmal (luka akibat terkena panah di bagian punggung belakang).
"Direncanakan besok akan di evakuasi ke Nabire atau Timika menggunakan Pesawat terbang atau pun Helikopter," kata Eko Daryanto.
Aksi unjuk rasa di Deiyai hari ini adalah yang kedua kalinya.
Sebelumnya aksi yang sama berlangsung 24 Agustus 2019 lalu yang diikuti ribuan massa.
Bahkan massa sempat mengibarkan bendera bintang kejora (simbol Papua Merdeka) ditengah lapangan.
Massa menuntut Bupati Paniai menantangani persetujuan akan Refrendum di Papua.
Baca: Soal Kerusuhan di Papua, Moeldoko: Kami Bermain di Batas Psikologi, Tidak Boleh Emosional
Kronologi
Mabes Polri mengonfirmasi tewasnya seorang personel TNI Angkatan Darat dalam baku tembak di Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).
Melansir Kompas.com, lima personel Polri juga dilaporkan terluka.
"Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu (28/8/2019).
Baca: Soal Kerusuhan di Papua, Moeldoko: Kami Bermain di Batas Psikologi, Tidak Boleh Emosional
Baca: Terungkap Identitas Anggota TNI yang Tewas Dipanah Pengunjuk Rasa di Kabupaten Deiyai Papua
Dedi menuturkan, peristiwa bermula dari unjuk rasa yang diikuti sekitar 150 orang.
Mereka meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.