Cerita Sopir Truk yang Tabrak Banyak Mobil di Tol Cipularang,Awalnya Beriringan dengan Truk Temannya
Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengungkapkan kronologis kecelakaan yang terjadi di tol Cipularang km 91 Senin (3/9/2019).
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Subhana yang menurutnya berjalan dengan kecepatan 63/jam, lantas mencoba untuk mengerem setelah mengetahui kendaraan didepannya berhenti.
Namun usaha untuk mengerem gagal karena truk yang dikemudikannya menganggkut beban berat.
"Tiba-tiba di depan pada berhenti semua. Kecepatan saya 63. Susah saya rem karena angkutan saya pasir, berat. Enggak ke rem, jebred jebred jebred, saya nabrak truk box dan saya banting ke kiri dan nyaris ke jurang," ujar Subhana.
Baca: 4 Kisah Korban Selamat Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang, Mobil Terbang hingga Perjuangan Pasutri
Baca: Saksi Kecelakaan di Tol Cipularang, Subhana Akui Sulit Kendalikan Truk: Susah Saya Rem, Angkut Pasir
Atas kejadian tersebut, kakak kandung Subhana, Ramindah (50) mengaku pasrah terhadap yang dialami salah satu anggota keluarganya.
Ia mengaku terkejut setelah mengetahui dari pemberitaan bahwa adiknya terlibat kecelakaan.
Mengetahui hal tersebut, Ia langsung berangkat menemui Subhana di RS MH Thamrin Purwakarta pada Senin (2/9/2019) malam.
Pihak keluarga hanya dapat berpasrah, dirinya juga berharap yang terbaik untuk adik kandungnya itu dan menyerahkan semuanya ke pihak yang berwajib.
"Namanya juga musibah Mas, siapa yang tahu. Kami dari keluarga pastinya, ya, syok," ujar Raminah dikutip dari TribunJabar.
Ketua RT 2/4, Desa Cikedung, Subada menambahkan, terkejut dengan kejadian yang menimpa warganya itu.
Menurutnya, Subhana terkenal dengan sosok yang baik dan setia kawan, dia juga sering ikut gotong royong dan berbaur dengan warga setempat.
"Subhana ini kakak kelas saya dulu waktu sekolah. Beliau kalau pulang ke rumah ya orangnya terbuka, baik, suka menolong kalau temannya sedang kesulitan," ucap dia.
Untuk mengetahui penyebab secara pasti kejadian kecelakaan tersebut, polisi akan menganalis menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan pihak kepolisian tak mau terburu-buru dan akan memastikan penyebabnya melalui hasil TAA.
"Penyebabnya nanti dilihat dari hasil analisa TAA-nya dulu. Kita enggak boleh buru-buru karena dari TAA, kita gunakan analisis dan secara ilmiah baru diketahui, apakah penyebab tunggal atau ada penyebab lainnya," ungkap Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.