Permukiman warga yang mengalami kerusakan paling parah terletak di Gang Mangga RT 05 RW 02 Kelurahan Srondol Wetan Kecamatan Banyumanik. Permukiman dan gudang yang meledak hanya dipisahkan sungai kecil dan kawat berduri.

Beberapa saat setelah peristiwa ledakan, pengamanan di wilayah tersebut sangat ketat. Terlihat sejumlah anggota Brimob bersenjata lengkap berjaga.

Awak media yang akan mengambil gambar pun dihalau petugas. Bahkan wartawan diminta menghapus foto gudang yang diambil dari luar Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Anda dari mana jangan ambil dokumentasi apapun. Nanti ada waktunya sendiri," ujar petugas kepada para awak media

Pantauan Tribun Jateng, kondisi permukiman yang berada di dekat perbatasan tersebut rata-rata rusak di bagian kaca dan genting.

Terlihat sejumlah warga membersihkan serpihan-serpihan kaca maupun plafon setelah ledakan berhenti.
Yakobus Supriono (59) warga yang rumahnya dekat dengan sumber ledakan mengatakan plafon rumahnya hampir semuanya hancur.

"Ledakan amunisi tersebut menyebabkan sejumlah kerusakan, di antaranya atap putus, plafon ambruk semua, bahkan kasur pun ikut rusak," jelasnya.

Saat ledakan hanya istri dan anaknya saja yang berada di rumah. Keluarganya itu berlarian keluar rumah ketika mendengar ledakan.

"Saat itu saya lagi kerja. Saya tidak tahu bagaimana kronologinya. Yang tahu istri saya," tutur dia.

Rumah lainnya yang mengalami kerusakan berat adalah milik Ivan. Serupa dengan rupah tetangganya, kaca jendela dan genting rumah Ivan pecah. "Yang rusak bagian depan, kamar dan bagian belakang," jelasnya.

Dirinya menyebut pernah mendengar ledakan dari dalam mako Brimob, namun Ivan menduga ledakan yang sebelumnya terjadi adalah latihan.

Namun ledakan yang didengar kemarin berbeda, karena sangat keras dan menyebabkan kerusakan pada rumah warga.

"Biasanya ada ledakan tapi saat latihan. Tapi tidak separah tadi pagi," tuturnya. (Lex/rez/Rtp)