Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerusuhan di Wamena, Berawal dari Kabar Hoaks hingga Pembatasan Internet Kembali Dilakukan

Aksi demonstrasi pecah dan berujung kerusuhan di Wamena, Provinsi Papua pada Senin (23/9/2019).

Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kerusuhan di Wamena, Berawal dari Kabar Hoaks hingga Pembatasan Internet Kembali Dilakukan
HO
Aksi demonstrasi pecah dan berujung kerusuhan di Wamena, Provinsi Papua pada Senin (23/9/2019). 

Lebih lanjut Ia mengatakan, saat ini kondisi situasi di Wamena sudah terkendali.

Ia mengimbau kepada aparat yang bertugas untuk selalu melakukan pendekatan serta tak menggunakan cara kekerasan.

"Selalu kita imbau dengan pendekatan soft approach, dengan menggunakan tokoh gereja, tokoh agama, kemudian para tokoh adat yang ada di sana termasuk pemda, untuk tidak terprovokasi sebaran-sebaran berita hoaks," katanya.

Baca: 5 Fakta Unik Wamena, Ada Mumi Ratusan Tahun dan Festival Lembah Baliem

Pembatasan akses internet

Dalam aksi ini demonstran melakukan pembakaran sejumlah rumah warga, kantor pemerintahan, PLN serta beberapa kios masyarakat.

Diduga kerusuhan ini dipicu oleh perkataan rasial guru kepada siswanya di Wamena.

Menanggapi kejadian ini, Kementerian Kominfo meminta operator seluler yang ada di Wamena untuk melakukan pembatasan alias throttling akses data internet di Wamena.

Berita Rekomendasi

Hal tersebut disampaikan Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu melalui pesan singkat.

"Pak Menteri sudah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," kata Ferdinandus.

Kendati demikian ia belum merinci operator seluler mana saja yang sudah melakukan pembatasan akses.

Ia pun belum menjelaskan sejak dan hingga kapan throttling ini akan dilakukan.

Sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi kontributor Kompas.com di Wamena, John Roy Purba melaporkan bahwa terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa siswa di Wamena, Papua.

John melaporkan, aparat kepolisian dan TNI berusaha memukul mundur siswa demonstran.

Hal itu berlangsung sekitar 4 jam.

Kendati begitu, siswa demonstran tetap bertahan dan bertindak anarkistis.

Dalam percakapan dengan John pun terdengar suara rentetan tembakan senjata api.

Kini semua warga di kota Wamena sudah mengungsi ke kantor polisi dan Kodim.

Aktivitas di Kota Wamena pun tengah lumpuh.

(Tribunnews.com/Sinatrya/Tio/BanjirAmbarita) (Yudha Pratomo/Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas