Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Jatuh Bangun Budi Santoso Membangun Usaha Enting Gepuk Salatiga

Kegagalan demi kegagalan semasa awal memulai sebuah usaha kue kering boleh jadi akan membuat seseorang kemudian akhirnya menyerah.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kisah Jatuh Bangun Budi Santoso Membangun Usaha Enting Gepuk Salatiga
TRIBUN JATENG/M NAFIUL HARIS
Budi Santoso (47) menunjukkan enting-enting gepuk cap dua pohon kelapa produksinya di Rumahnya Jalan Tirtoyoso No.18/56, Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Minggu 

TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Kegagalan demi kegagalan semasa awal memulai sebuah usaha kue kering boleh jadi akan membuat seseorang kemudian akhirnya menyerah.

Tapi berbeda dengan Budi Santoso (47) pemilik usaha oleh-oleh kue kering enting-enting gepuk khas Kota Salatiga.

Ia beranggapan kegagalan adalah jalan menuju kesuksesan, berkat ketekunan dan sikap pantang menyerah boleh dibilang diantara produsen jajanan enting-enting gepuk di Kota Salatiga enting-enting milik Budi Santoso (47) yang diberi label “Dua Pohon Kelapa” adalah yang cukup terkenal.

Budi Santoso (47) mengatakan awal mula memiliki ide usaha kue kering enting-enting gepuk datang dari kakaknya dan kemudian mendapat dukungan dari anggota keluarga lainnya dimana secara kebetulan memiliki kemampuan membuat enting-enting gepuk.

“Jadi sekira tahun 1997 karena dasarnya keluarga pernah bekerja pada produsen enting-enting kemudian muncul ide itu. Lalu secara pelan-pelan kami mulai bersama menyadari kemampuan yang dimiliki,” terangnya kepada Tribunjateng.com, di Rumahnya Jalan Tirtoyoso No.18/56, Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Minggu (29/9/2019)

Menurut Budi, pelabelan dua pohon kelapa sebagai merk dagang merupakan pemberian kakaknya dimana ketika itu usaha dimulai dari dua orang bersaudara dengan harapan selayaknya pohon kelapa usahanya dapat berdiri kokoh serta kuat.

Meski sekarang terbilang cukup sukses dalam berjualan kue kering, dia pernah menjumpai masa-masa sulit dari kekurangan modal hingga akhirnya memutuskan berhenti produksi.

BERITA REKOMENDASI

Dikatakannya cikal bakal usaha enting-enting gepuk sebenarnya telah muncul sejak tahun 1996 hanya saja ketika itu dalam proses produksi masih sangat terbatas lantaran terkendala modal.

“Saya memulai usaha ini dahulu modalnya Rp 300 ribu, itu selama hampir setahun tidak dapat untung. Uang hasil penjualan hanya diputar untuk membeli bahan baku saja begitu terus. Gagal berkali-kali tetapi saya hanya meyakini kegagalan demi kegagalan itu nanti pasti berakhir menyenangkan,” katanya

Ia menambahkan hingga sekarang usahanya tersebut telah berusia sekira 22 tahun lamanya.

Hal yang membuatnya bertahan kata dia adalah selalu menerima masukan dari orang lain terutama konsumen dan tidak berhenti melakukan inovasi baik produk, kemasan serta pelayanan lainnya.

Budi menjelaskan semua enting-enting gepuk buatannya hanya dikemas menggunakan kertas biasa dan dilapisi plastik pada bagian luarnya.

Kemudian sekarang selain tetap memakai kertas pada bagian dalam serta plastik juga ditambah dengan kardus agar lebih menarik dan memudahkan saat dilakukan distribusi.

“Lalu soal rasa pembenahan juga seringkali dibuat sesuai permintaan konsumen mulai dari tingkat kemanisan gula dan kelembutan kacang dan membuat beberapa pilihan pada setiap isi kemasan agar tetap terjangkau,” ujarnya

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas