Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Makelar Ambulans di Bandung Sudah Membuat Resah Warga, Minta Jasa Rp 500 Ribu Hingga Jutaan

Ada makelar ambulans di Bandung menawarkan jasa ambulans dengan ongkos bikin 'melongo.'

Editor: Sugiyarto
zoom-in Makelar Ambulans di Bandung Sudah Membuat Resah Warga, Minta Jasa Rp 500 Ribu Hingga Jutaan
daniel damanik/tribun jabar
ILUSTRASI ---Ada makelar ambulans di Bandung menawarkan jasa ambulans dengan ongkos bikin 'melongo.' Modusnya, pepet keluarga korban, lalu tawarkan jasa ambulans. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ada makelar ambulans di Bandung menawarkan jasa ambulans dengan ongkos bikin 'melongo.'

Itulah yang dirasakan keluarga korban kecelakaan lalu lintas saat menerima selembar kuitansi yang sudah tertera angka Rp 500 ribu, awal Oktober lalu.

Kuitansi yang biasa dijual di toko buku itu diberikan oleh seseorang, makelar ambulans, di ruang jaga kamar jenazah salah satu rumah sakit milik pemerintah ternama di Bandung.

Padahal, setengah jam sebelumnya, keluarga korban sudah membayar uang pengurusan jenazah (biaya forensik dan pemulasaraan jenazah) lebih kurang Rp 2,3 juta.

Untuk biaya ini, keluarga tak menaruh curiga karena kuitansinya dalam bentuk cetakan komputer dan pembayarannya dilakukan di kasir resmi rumah sakit.

Nah, mengenai kuitansi susulan Rp 500 ribu, keluarga keheranan kenapa ada biaya tambahan di luar kuitansi resmi.

Besaran jumlah uang di kuitansi tersebut tertera untuk uang ganti jasa pengangkutan jenazah dari lokasi kecelakaan di Jalan Surya Sumantri ke rumah sakit berpelat merah tersebut, yang berjarak hanya 3,5 kilometer.

Stempel di kuitansi tersebut bukan stempel resmi rumah sakit, tapi stempel berlogo Koordinator Ambulans Bandung.

Berita Rekomendasi

Keluarga korban kecelakaan ternyata berhadapan dengan makelar ambulans di Bandung.

Saat itu, keluarga tak berpikir panjang dan langsung membayar biaya tersebut karena ingin segera membawa pulang jenazah ke rumah duka.

Padahal, jenazah dibawa dari lokasi kejadian ke kamar jenazah diangkut oleh ambulans milik RS pemerintah tersebut.

"Jenazahnya dievakuasi oleh ambulans kami," ujar Yudi (40), sopir ambulans forensik rumah sakit pemerintah tersebut, saat ditemui di halaman Gedung Forensik RS Hasan Sadikin, Bandung, Selasa (8/10).

Fakta itu diperkuat oleh kesaksian seorang staf Bagian Pelayanan PT Jasa Raharja Bandung, Oloan Sembiring.

Saat kejadian kecelakaan lalu lintas itu pada 1 Oktober, sejumlah pegawai PT Jasa Raharja tengah berada di lokasi kejadian.

"Setelah saya konfirmasi, saat itu jenazah yang bersangkutan dievakuasi menggunakan ambulans RSHS,” kata Oloan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas