Siswa di Kupang Gantung Diri Tinggalkan Surat: Saya Harus Membunuh Antonius Sinaga, Dia Harus Mati
Pihak kepolisian mengamankan surat wasiat yang ditulis korban di dalam satu buku sekolah bersampul merah.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - YSPS (14), siswa SMP di Kota Kupang ditemukan tewas gantung diri di RT 03 RW 01 Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Senin (14/10/2019).
Korban yang duduk di bangku kelas VIII SMPN 9 Kota Kupang ini ditemukan oleh warga sekitar, Kristofel Key (57) sekitar pukul 08.30 Wita.
Pihak kepolisian mengamankan surat wasiat yang ditulis korban di dalam satu buku sekolah bersampul merah.
Surat wasiat tersebut ditemukan polisi saat melakukan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolsek Oebobo Polres Kupang Kota, Kompol I Ketut Saba mengaku, surat wasiat tersebut diduga kuat ditulis oleh korban sebelum mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri.
"Surat itu ditemukan di rumah tersebut," katanya.
Diketahui, YS merupakan putera bungsu dari empat bersaudara.
Ibu korban meninggal pada 2012 lalu akibat dianiaya hingga meregang nyawa dan dicor di belakang rumah oleh sang ayah, Antonius Sinaga.
"Rumah yang dijadikan tempat bunuh diri merupakan TKP dimana ibu korban dibunuh yakni di RT 03 RW 01 Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang," katanya.
Baca: Tangis Penyesalan Istri Kopda BD Setelah Unggah Komentar Nyinyir Soal Penikaman Wiranto
Baca: KPK Tak Dilibatkan dalam Pemilihan Menteri Jokowi, Ali Ngabalin: Enggak Usah Baper, Enggak Usah GR
Baca: Kisah Romantis, Kakek-Nenek Penjual Bakso Pakai Sepeda Kerap Boncengan Berdua
Antonius Sinaga akhirnya mendekam di penjara akibat perbuatannya, dan korban serta saudaranya tinggal bersama paman korban, Nahor Leltakaeb (60) di Jln Hibrida Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Keluarga korban, lanjut Kompol I Ketut Saba, menerima kejadian tersebut dengan ikhlas dan akan mengurus pemakaman korban.
Sementara itu, keluarga dan para guru korban membenarkan bahwa tulisan tangan di surat wasiat tersebut merupakan tulisan tangan korban.
"Kami sudah cocokkan dengan tulisannya dia (korban) di sekolah," kata seorang guru kelas korban, Eti Wabang.