Kisah Janda Tua di Sragen, Hajatan Tidak Dihadiri Warga Karena Beda Pilihan Pilkades
Seperti kebiasaan masyarakat sekitar, sebelum hajatan selalu ada undangan kumbakarnan atau rapat persiapan pesta pernikahan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAWA TENGAH - Suhartini (50), warga Desa Jetak, Kelurahan Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah terpaksa dibantu oleh warga dari desa lain saat menggelar hajatan kawinan anaknya.
Saat hajatan Rabu (16/10/2019), tidak ada tetangga Suhartini yang datang.
Diduga ketidakhadiran para tetangga karena perbedaan pilihan Pilkades pada September 2019 lalu.
Kepada Kompas.com, Kamis (17/10/2019), Suhartini bercerita seminggu sebelum hajatan, ia berkunjung ke Ketua RT setempat untuk meminta bantuan pembagian kerja.
Seperti kebiasaan masyarakat sekitar, sebelum hajatan selalu ada undangan kumbakarnan atau rapat persiapan pesta pernikahan.
Baca: Berawal dari Beda Pilihan ketika Pilkades, Hajatan di Sragen Diboikot
Saat itu ketua RT berkata bahwa hal tersebut sudah bukan lagi tugasnya.
Tini diarahkan menemui karang taruna setempat.
Ia pun mengikuti arahan ketua RT.
Sayangnya, lagi-lagi ia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.
Tini pun merasa dipermainkan.
Padahal selama ini, dia ikut membantu saat tetangga sekitar rumahnya hajatan.
"Karena disuruh ke sana kemari saya kemudian pulang," katanya ditemui Kompas.com di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).
Ia bercerita setiap ada hajatan di desanya, biasanya cukup ketua RT yang mengaturnya. Ia merasa ada alasan yang dibuat-buat yang berkaitan dengan pilkades.
Sementara itu Siti (27), anak pertama Tini bercerita walauapun banyak warga sekitar yag tak datang membantu, hajatan yang digelar keluarganya berjalan lancar.