Penjelasan BMKG Soal Fenomena Angin Puting Beliung Sekaligus Hujan Es di Bojonegoro
"Cuaca buruk memang rentan terjadi saat pancaroba, seperti angin kencang," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Angin kencang secara dua kali melanda wilayah Bojonegoro, Jawa Timur.
Peristiwa alam tersebut terjadi sejak hari Sabtu (9/11/2019) dan Senin (11/11/2019).
Baca: Peringatan Dini BMKG, Rabu 13 November: 12 Provinsi di Indonesia Berpotensi Hujan Disertai Angin
Bahkan pada hari Sabtu, juga sempat disertai dengan fenomena hujan es.
Menurut Kepala Kelompok Teknisi (Kapoksi) BMKG Tuban, Zumrotul, bencana angin kencang maupun puting beliung memang kerap terjadi pada saat pancaroba.
Karena pada fase ini menjadi peralihan dari musim hujan menuju kemarau maupun sebaliknya, dari musim kemarau menuju penghujan seperti saat ini.
"Cuaca buruk memang rentan terjadi saat pancaroba, seperti angin kencang. Karena masa transisi dari musim kemarau ke hujan, pasti seperti ini," ujar Zumrotul saat dihubungi, Selasa (12/11/2019).
Sesuai dengan prakiraan dari BMKG Tuban, pancaroba di wilayah Tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan beberapa kota lain yang berdekatan diprediksi akan berlangsung sampai akhir bulan ini hingga awal Desember 2019 mendatang.
"Kalau yang di bagian utara Tuban itu sampai awal Desember. Tapi kalau yang di selatan berdekatan dengan Bojonegoro itu bisa sampai akhir November. Sebab menurut prediksi, akhir November itu sudah masuk musim penghujan," kata dia.
Hujan es Selain angin kencang, masih kata Zumrotul, pancaroba juga bisa menyebabkan fenomena hujan es.
Salah satunya seperti yang sempat terjadi di Bojonegoro pada akhir pekan kemarin.
"Itu (fenomena hujan es) umum terjadi saat pancaroba. Kami juga sudah mengirim himbauan kepada masyarakat, supaya waspada akan cuaca buruk yang mungkin terjadi selama pancaroba," ucap dia.
Sebelumnya, BMKG Juanda Surabaya juga sudah sempat merilis mengenai fenomena hujan es yang terjadi di Bojonegoro pada akhir pekan kemarin.
Baca: BMKG Catat Gempa M 5.1 Guncang Nias Barat Sumatera Utara, Tidak Berpotensi Tsunami
Hal itu dikarenakan adanya pertumbuhan awan cumulonimbus yang cukup signifikan, dengan suhu puncak awan mencapai -69 hingga -100 derajat celcius.
Tidak hanya menimbulkan fenomena hujan es, awan cumulonimbus yang terbentuk saat pancaroba juga dapat memicu cuaca buruk atau ekstrem, seperti adanya angin kencang atau puting beliung.
Penulis: Kontributor Gresik, Hamzah Arfah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: BMKG Soal Angin Kencang hingga Hujan Es di Bojonegoro: Biasa Terjadi Saat Pancaroba